Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya untuk menggenjot sektor panas bumi agar lebih kompetitif. Strategi dan insentif pun disusun pemerintah untuk bisa meningkatkan kapasitas panas bumi di dalam negeri.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa diperlukan perbaikan kualitas data geothermal melalui pengeboran yang dilakukan pemerintah untuk membuat sektor panas bumi lebih kompetitif.
Untuk itu, pemerintah telah menugaskan PT SMI dan PT Geo Dipa Energi melakukan kegiatan eksplorasi. Pemerintah juga menggandeng lembaga geologi untuk mengumpulkan data yang berkualitas terkait potensi panas bumi.
“Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk membuat sektor panas bumi lebih kompetitif,” ujarnya dalam webinar 10th ITB International Geothermal Workshop 2021, Senin (26/7/2021).
Arifin menambahkan, pemerintah juga telah menetapkan dua fasilitas pendanaan untuk sektor panas bumi melalui Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP) dan Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM).
Dia menuturkan, pendanaan PISP dialokasikan untuk pengembangan sejumlah proyek panas bumi, salah satunya adalah proyek Dieng dan juga untuk mendukung program pengeboran yang dilakukan pemerintah.
Sementara itu, pendanaan GREM diberikan untuk meminimalisir risiko kegiatan eksplorasi dari proyek panas bumi.
“GREM dapat memberikan keringanan pinjaman sampai dengan 50 persen kepada pengembang apabila terjadi kegagalan dalam tahap eksplorasi,” ungkapnya.
Di samping itu, kata Arifin, pemerintah menyiapkan insentif untuk pengembangan panas bumi dalam negeri mulai dari kebijakan fiskal sampai dengan insentif perpajakan.
Pemerintah juga memberikan keringanan sebesar 30 persen untuk kredit investasi untuk jangka waktu 6 tahun. Bahkan, pemerintah menyiapkan kompensasi kerugian selama 5—10 tahun untuk proyek dengan nilai investasi Rp100 miliar.
“Kami membutuhkan banyak investasi untuk pengembangan panas bumi untuk menarik investor, maka pemerintah memberikan sejumlah insentif,” jelasnya.