Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Konsolidasi Oksigen Medis, Ada Dua Isu Penting

Kebutuhan oksigen medis naik seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Pekerja menata tabung oksigen medis di salah satu agen isi ulang oksigen, Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021)./Antara-Novrian Arbi
Pekerja menata tabung oksigen medis di salah satu agen isi ulang oksigen, Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021)./Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyebut masih terus melakukan konsolidasi dengan sejumlah pihak terkait atas pemenuhan tabung dan oksigen medis untuk penanganan Covid-19 saat ini.

Adapun per kemarin, angka positif Covid-19 kembali memecahkan rekor dengan tambahan sebanyak 56.757 kasus harian (15/4). Angka itu merupakan yang tertinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan pada 2 Maret tahun lalu.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Herdi mengatakan dengan angka kasus masih terus bergerak, kebutuhan oksigen medis pun masih dinamis. 

"Sekarang yang sudah ada terus kami realisasikan karena isunya ada dua, pasokan oksigen dan distribusi. Jadi, karena masih dinamis perkembangan terbaru realisasi pemenuhannya belum bisa kami sampaikan real time," katanya kepada Bisnis, Jumat (16/7/2021).

Prinsipnya, Febri menyebut untuk pasokan oksigen medis pihaknya terus melakukan kerjasama dengan berbagai produsen dan industri pengguna agar mengalokasikan untuk medis terlebih dahulu saat ini.

Sementara itu, untuk distribusi memang ada tantangan yang terus diselesaikan yakni pengadanaan isotank dan tabung untuk pemenuhan pasien di rumah sakit darurat dan isolasi mandiri.

"Kami impor tabung dari China, hambatannya memang karena banyak negara yang sedang memiliki kasus Covid-19 melonjak dan sama-sama membutuhkan tabung," ujar Febri.

Pada sisi lain, Febri menyebut pemerintah juga tengah fokus pada pengadaan oksigen generator sebagai solusi karena lebih praktis dan tidak membutuhkan tabung serta pengisian ulang oksigen.

Adapun, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga memastikan dalam bulan ini akan ada sekitar 10.000 oksigen generator dari China dan Singapura.

“Kita harap mulai tanggal 15 ini oksigen bertahap makin baik supply. Di samping itu, mulai berdatangan dari China kita dapat oksigen generator ada 1.500 unit yang 5 liter dan 10 liter. Ada juga dari Singapura, jadi dekat-dekat ini akan ada 10.000 yang kita terima di bulan ini,” ungkapnya dalam acara Investor Daily Summit 2021, belum lama ini.

Selain itu, Luhut juga mengatakan pemerintah telah berencana mengimpor oksigen generator sebanyak 40.000 unit. Oksigen tersebut nantinya akan digunakan untuk pasien Covid-19 dengan kasus ringan.

Dia mengatakan pasokan oksigen tersebut akan digunakan untuk menangani kasus-kasus ringan di perumahan atau karantina. Pendistribusian oksigen tersebut akan diatur oleh yayasan BUMN.

Peliknya persoalan oksigen medis berikut perangkatnya juga telah mengundang tanya sejumlah anggota DPR Komisi VI pekan lalu. Pada rapat dengar pendapat dengan Holding BUMN Farmasi bahkan Komisi VI meminta penjelasan khusus.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir pun menyebut pengadaan terkait oksigen medis sejauh ini tidak pernah dilakukan oleh perusahaan farmasi atau alat kesehatan (alkes). Pasalnya, Rumah Sakit atau layanan kesehatan biasanya langsung berkoordinasi dengan produsen gas oksigen.

"Kami tidak pernah melakukan pengadaan tabung atau oksigen karena memang bukan ranah perusahaan farmasi atau alkes selama ini, tetapi jika ada skema kerjasama untuk pengamanan kebutuhan medis ke depan mungkin bisa saja," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper