Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei EY: 6 dari 10 Pekerja di Asia Tenggara Pilih Resign Jika Dipaksa WFO

Survei menemukan bahwa di antara responden di Asia Tenggara, 9 dari 10 karyawan menginginkan fleksibilitas di mana dan kapan saja mereka bekerja.
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta hingga Rabu (18/3), sebanyak 21.589 orang dari 220 perusahaan telah melaksanakan bekerja di rumah atau Work from Home (WFH)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta hingga Rabu (18/3), sebanyak 21.589 orang dari 220 perusahaan telah melaksanakan bekerja di rumah atau Work from Home (WFH)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA – Pilihan bekerja dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi diperkirakan menjadi tren ketika pembatasan akibat Covid-19 mulai mereda.

Berdasarkan survei dalam laporan EY 2021 Work Reimagined Employee Survey, mayoritas responden di Asia Tenggara (32 persen) memilih untuk bekerja dari mana saja, lalu diikuti dengan 29 persen yang memilih bekerja dari jarak jauh penh waktu, dan sisanya sekitar 29 persen memilih kerja hibrida yaitu kombinasi kerja di kantor dan kerja jarak jauh.

Dikutip dari keterangan resminya, Selasa (13/7/2021), survei global ini dilakukan pada Maret 2021 dengan lebih dari 16,000 responden di 16 negara, termasuk 1.037 karyawan di Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina).

Survei menemukan bahwa di antara responden di Asia Tenggara, 9 dari 10 karyawan menginginkan fleksibilitas di mana dan kapan saja mereka bekerja. Jika tidak ada fleksibilitas, lebih dari setengah (60 persen) akan mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan mereka pascapandemi Covid-19.

“6 dari 10 responden Asia Tenggara akan berhenti dari pekerjaannya jika tidak diberikan fleksibilitas pasca pandemi,” kata EY Asean People Advisory Services Leader Tan Lay Keng.

Survei ini juga menunjukkan rata-rata karyawan ingin bekerja antara 2-3 hari melalui remote work setelah pandemi, dengan 35 persen karyawan mengatakan mereka menginginkan hari kerja yang lebih pendek.

Mayoritas (69 persen) meyakini produktivitas mereka dapat diukur dengan akurat terlepas dari lokasi kerja. Tetapi, ada persepsi yang kuat (86 persen) bahwa cara ini akan berdampak pada akses mereka terhadap peluang karir.

“Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan besar di tempat kita bekerja, kapan kita bekerja, dan bagaimana kita bekerja. Perusahaan yang mendorong metode kerja hibrida dan memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja di mana saja dan kapan saja, tergolong cepat berkembang dan unggul,” ujarnya.

Prospek kerja fleksibel yang semakin meluas menyebabkan lebih banyak tuntutan akan teknologi, baik di kantor maupun di rumah.

Sekitar 73 persen responden mengatakan mereka menginginkan teknologi yang lebih baik di kantor (misalnya, internet lebih cepat dan video conference), 52 persen menginginkan perusahaan melakukan upgrade perangkat keras di rumah (misalnya, monitor dan headset tambahan), 51 persen menginginkan penggantian biaya untuk biaya internet/telepon berkecepatan tinggi.

Namun, terlepas dari pergeseran ke cara kerja baru dan adopsi teknologi virtual meeting yang cepat, 67 persen ingin melakukan perjalanan bisnis secara moderat hingga ekstensif setelah pandemi berlalu.

“Selagi perusahaan berusaha reposisi untuk bertumbuh dalam pemulihan dari pandemi, karyawan kemungkinan besar adalah aset terpenting mereka. Perusahaan perlu terus-menerus meninjau strategi employee engagement, dampak sentimen karyawan terhadap budaya dan produktivitas, dan investasi teknologi yang diperlukan untuk mempertahankan pengalaman kerja tatap muka, hibrida, dan digital yang optimal,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper