Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wawancara Khusus Pupuk Kaltim: Inovasi Teknologi Adalah Kunci

PKT memiliki rencana besar pengembangan pabrik di Bintuni dengan investasi US$2 miliar.
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Berkecimpung dengan dunia pabrikan selama 30 tahun telah membuat Direktur Operasi dan Produksi PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Hanggara Patrianta atau yang kerap disapa Ipong mengerti betul dinamika produksi pupuk.

Pria kelahiran Yogyakarta, 56 tahun silam ini menyebut industri pupuk memiliki tingkat kompleksitas produksi yang tinggi dan kerap memberikan tantangan tersendiri, terlebih seiring dengan transformasi industri 4.0 saat ini. Namun, baginya adaptasi teknologi dan SDM menjadi kunci produktivitas sebuah pabrik di industri petrokimia.

PKT juga memiliki rencana besar pengembangan pabrik di Bintuni dengan investasi US$2 miliar. Belum lama ini Bisnis berhasil mengulik pandangan, tantangan, serta harapannya untuk membawa PKT menjadi produsen pupuk yang lebih handal ke depan :

Wawancara Khusus Pupuk Kaltim: Inovasi Teknologi Adalah Kunci

Direktur Operasi dan Produksi PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Hanggara Patrianta. /Istimewa

- Bisa diceritakan transformasi pabrik PKT saat ini?

Jadi saya mulai bergabung dengan PKT sejak 1990 sampai 2011 kemudian sempat pindah ke Holding [Pupuk Indonesia] selama lima tahun dan Pupuk Kujang juga lima tahun. Baru kembali lagi ke PKT Agustus 2020 lalu, selama itu memang mengurus produksi di pabrik.

PKT saat ini menjadi produsen yang terus berkembang dengan kapasitas 3,4 juta ton dengan NPK 300.000 ton di bawah 5 pabrik yang dioperasikan saat ini. Kami memiliki parameter safety, head environmental, deregulation, efficiency dengan target yang telah ditentukan. Kami pun mengelola dengan konsep Smart production.

Di mana meliputi digitalisasi dan integrasi data secara online pada seluruh lini proses produksi, meliputi performa pabrik baik produksi, konsumsi energi, inventori dan operasional pabrik, kualitas dan stok produk, evaluasi kesehatan dan pemeliharaan aset, kinerja lingkungan, serta dilengkapi dengan sistem alarm.

Masing-masing lini ini dilengkapi dengan platform teknologi informasi yang dirancang khusus, yang terhubung dengan manajemen PKT untuk memudahkan pengambilan keputusan dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

- Bagaimana dampaknya?

Dari tahun 1977 pabrik pertama PKT tentu terjadi perubahan yang jelas dalam implementasi inovasi dan teknologi selama 44 tahun ini yang didorong sejumlah faktor :

  1. Bahan baku, di mana mayoritas bahan baku pupuk ini gas alam yang ketersediaannya semakin menurun dan menjadikannya tentu semakin mahal. Teknologi telah menjustifikasi hal tersebut sehingga tetap efisien dan menghasilkan produk dengan harga kompetitif.
  2. Kualitas bahan baku, secara teknis jika dulu gas bagus dulu metannya 94 persen masih terbilang bagus sekarang menjadi 88 persen dan akan lebih rendah lagi karena pengaruhi teknologi.
  3. Permintaan pasar, tentu setiap inovasi yang kami lakukan menyesuaikan dengan kondisi pasar dan permintaan produk mereka.
  4. Regulasi lingkungan yang semakin ke sini tentu semakin ketat.
  5. Aspek keamanan yang selalu memengaruhi setiap transformasi kami.

Dampaknya secara efisiensi tentunya di mana ketika dulu penggunaan gas 38-39 MMBTU per ton belum dianggap boros sekarang tentu berbeda. Kami dengan inovasi teknologi mampu menurunkan menjadi 24 MMBTU per ton. Alhasil, dari situ saja sudah ada pengurangan harga.

Jika dilihat secara pabrikan untuk energi pabrik pertama dan kedua kami paling jelek energinya kemudian pada 1999 pengembangan pabrik ketiga sudah bisa diturunkan menjadi 8-9 MMBTU per ton. Kemudian saat ini sudah ada batasan-batasannya, misal urea 24 MMBTU sampai 2025 nanti dan akan terus seperti itu.

Selain itu, saat ini kami juga menjadi role model dengan penghargaan Lighthouse Industry 4.0. Kami menyadari pentingnya big data yang bisa diakses hingga level teknisi mengingat masalah pabrikan sejak dari dulu hampir serupa sehingga dapat menjadi pengetahuan manajemen untuk mengambil langkah lebih cepat.

- Adanya pandemi adakah yang bisa diubah secara signifikan?

Secara energi tidak bisa signifikan bahkan pada Maret 2020 kami sempat drop di awal pandemi itu dari sisi finansial juga tidak dipungkiri Cocid-19 juga menyerang beberapa karyawan kami jadi yang kami lakukan fokus pengendalian seoptimal mungkin mulai dari membuat satgas hingga 3T dan 5M secara ketat.

Dari sisi infrastruktur, penyekatan di pabrik juga kami lakukan tentunya berbagai inovasi yang bahkan dilakukan pada setiap kondisi terus kami lakukan.

Adapun secara rencana kerja dan anggaran perusahaan atau RKAP, sejauh ini sudah lebih baik dibanding tahun lalu tahun lalu efisiensi kami 0,8 MMBTU per ton sedangkan sampai Mei sekitar 0,9 MMBTU per ton.

- Dampak kebijakan gas murah?

Kebetulan kontrak kami pada 2019 hingga 2024 dengan rerata harga gas US$5,19 per MMBTU

- Jadi tantangan produksi saat ini?

Paling utama masih ketersediaan bahan baku di mana sumur semakin berkurang. Khusus PKT, memang kami sudah punya alokasi gas sampai 2028 tetapi secara sumbernya akan terjadi penurunan mulai 2026. Jadi, tentunya yang kami lakukan ini tentu kajian-kajian untuk subtitusi dari bahan baku tersebut misalkan program gasifikasi LNG seperti di Aceh dan program lain untuk pengembangan yang kami berusaha mendekat ke sumber gas yang cukup seperti rencana pabrik di Indonesia Timur.

- Bagaimana persiapan pabrik di sana?

Kemarin tentu sudah terinfo sudah dilakukan MoU untuk gas agreement tetapi ini kami perlu lakukan evaluasi lebih detail lagi terkait lokasi, modal, dan lainnya sehingga terlalu awal kalau saya bilang sekarang rencana teknis seperti waktu groundbreaking dan lainnya.

- Ada kendala pembangunan?

Jadi sejauh ini kami terus investigasi untuk menyelidiki sebagai proses sebelum melakukan proses pengeboran di titik awal. Kemudian kami akan tentukan apa yang akan kami bisa lakukan terhadap tanah tersebut mungkin reklamasi atau yang lainnya. Di sana tidak semua rawa ada tanah datar dan kertas, kalau untuk pabrik kan membutuhkan sekitar 50-100 hektare tentunya kami cari kontur terbaik dulu untuk pengembangan awal.

- Jadi apa saja yang akan keunggulan yang akan ditawarkan pabrik di sana?

Dari kami tentu kami akan gunakan teknologi tercanggih dalam proses produksi pupuknya. Secara bahan baku gas saat ini terdeteksi akan mencukupi untuk 50-55 tahun ke depan sehingga jika kandungan gas lebih banyak tentu memengaruhi pada harga yang kompetitif.

- Target peningkatan kapasitas?

Masih sesuai rencana awal sekitar 1 juta ton.

- Dengan kondisi Covid-19 meningkat lagi ini apa akan ada revisi target?

Tidak ada, kami masih berjalan sesuai yang kami targetkan apalagi sekitar 86 persen karyawan kami sudah divaksin. Kami juga sudah memiliki laboratorium PCR sehingga pengetesan sekarang lebih cepat. Kami juga akan selalu ikuti regulasi pemerintah daerah di sini.

- Isu lain, bagaimana implementasi energi baru terbarukan di pabrik PKT?

Sejauh ini masih dalam pilot, tantangannya memang karena kebutuhan energi listrik kami besar untuk 5 pabrik sekitar 125 megawatt jadi sebagai penjajakan mungkin akan dilakukan untuk 1 megawatt dahulu dan mengoptimalkan di pabrik.

Begitu pula nanti untuk pabrik baru di Papua karena memang di sana untuk monetisasi gas. Prinsipnya kami akan pakai teknologi yang paling efisien karena mengingat energi hijau sangat penting sekali.

- Terakhir, apa yang masih menjadi PR industri pupuk di Indonesia?

Tentu seperti tantangan yakni bahan baku menjadi konsep penting. Namun, yang masih perlu dikembangkan lagi yakni pupuk hayati yang perlu lebih diintensifkan lagi pengembangannya karena sejumlah tanah ternyata bisa dikombinasi antara pupuk kimia dengan pupuk hayati. Mungkin dengan fertilisasi untuk memperbaiki tanah kita selain dengan pupuk kimia yang sudah kita produksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper