Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memandang penting membantu tugas Kemenkes dalam hal pencarian atau pengadaan oxygen concentrator secara proaktif.
Pembelian oxygen concentrator merupakan opsi terbaik karena lebih efisien dan tidak memerlukan pengadaan oksigen, tabung oksigen, dan isotank. Oxygen concentrator dapat memproduksi oksigen dan mendistribusikan langsung pada pasien Covid-19 di lokasi perawatan.
"Kemenperin senantiasa mendorong agar kebutuhan oxygen concentrator dipenuhi oleh industri dalam negeri. Misalnya mendorong agar inovasi konsentrator oksigen berkapasitas 5 liter per menit yang dikembangkan PT Yogya Presisi Tekhnikatama Industri sampai dapat diproduksi massal," katanya melalui siaran pers, Jumat (9/8/2021).
Agus menyebut oxygen concentrator bisa membantu pasien Covid-19 non-ICU, untuk itu pihaknya menargetkan dapat segera mendatangkan setidaknya 20.000 unit oxygen concentrator.
Sampai hari ini, Kemenperin telah menginventarisasi 8.600 unit oxygen concentrator yang di antaranya berasal dari kontribusi PT Indorama, Temasek, Daihatsu-Isuzu-TSM, PT Mitsubishi, dan PT Obsidian Stainless Steel. Selain itu, Kemenperin juga melakukan pengadaan oxygen concentrator melalui realokasi APBN Kemenperin.
Kemenperin juga menargetkan dapat segera mendatangkan sebanyak mungkin deployable oxygen concentrator system (DOCS). Saat ini, 9 unit DOCS yang dibeli dengan realokasi APBN Kemenperin akan segera tiba di Indonesia. Masing-masing unit tersebut dapat menyuplai oksigen untuk 700 pasien Covid-19 per hari.
“Alat ini sangat cocok ditempatkan di daerah yang jauh dari jalur distribusi oksigen,” ujar Agus.
Sementara itu, Kemenperin menjamin produksi tambahan oksigen sehingga total suplai harian menjadi 2.622,9 ton per hari, 132 truk isotank pengangkut oksigen, 15.906 tabung oksigen, 8.100 unit oxygen concentrator, dan 9 deployable oxygen concentrator system.