Bisnis.com, JAKARTA - Afrika Selatan mengalami salah satu laju kematian tercepat di dunia, yang juga belum mampu mengatasi keraguan terhadap vaksin Covid-119.
Kematian akibat virus corona di negara itu naik 72 persen dari minggu ke minggu pada Senin pekan ini, tercepat kelima di dunia dan hanya di belakang Zimbabwe di benua itu. Para ahli kesehatan telah memperingatkan, kurangnya komunikasi ditambah dengan propaganda antivaksin bertanggung jawab atas laju vaksinasi yang lambat dan 50 persen di bawah target Presiden Cyril Ramaphosa.
"Pasti ada keraguan terhadap vaksin. Saya telah berbicara dengan banyak orang yang tidak memahami informasi yang tersedia,” kata Vicky Baillie, peneliti senior di unit Wits Vaccines and Infectious Diseases Analytics, yang menjalankan uji coba lokal untuk kandidat AstraZeneca Plc dan Novavax Inc, dilansir Bloomberg, Kamis (8/7/2021).
Program vaksinasi Afrika Selatan telah mengalami banyak kemunduran, dengan salah satu masalah utamanya yakni kesadaran di antara kelompok prioritas di atas 60 tahun.
Pemerintah lambat melakukan pemesanan ketika negara-negara lain bergegas menimbum dosis tahun lalu, memilih untuk tidak menggunakan kandidat AstraZeneca menyusul hasil uji coba yang merugikan, sementara pengiriman dari Johnson & Johnson tertunda setelah kesalahan manufaktur.
Pusat vaksinasi yang sebagian besar tutup pada akhir pekan juga menuai kritik luas, dengan hanya lebih dari 3,6 juta dosis yang telah diberikan kepada total populasi sekitar 60 juta. Angka vaksinasi harian mencapai hampir 165.000 pada Selasa (6/7/2021), dari target 300.000.
Baca Juga
Namun, ada tanda-tanda vaksinasi di negara itu dapat dipercepat, bahkan jika sebagian besar sudah terlambat untuk mengatasi gelombang ketiga yang sedang berlangsung. Awarga di atas 50 tahun telah memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin pekan ini. Laporan menunjukkan antrian panjang di pusat-pusat vaksinasi di Johannesburg meski di tengah musim dingin.