Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Naik Saat PPKM Darurat, Industri Plastik Fokus Penuhi Pasar Domestik

PPKM darurat dan tren penggunaan kemasan kecil di pasar tradisional juga menjadi pendorong peningkatan kinerja industri plastik saat ini.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Industri plastik kemasan memastikan akan fokus mengisi kebutuhan di dalam negeri karena meningkatnya permintaan semenjak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan bahwa saat ini permintaan yang masih terkoreksi adalah kemasan untuk kegiatan outdoor seperti pesta dan pariwisata. Namun, selain itu permintaan plastik kemasan masih stabil dan cenderung meningkat.

“Penurunan untuk pesta dan pariwisata sudah sekitar 30 persen, tetapi yang lainnya apalagi dengan peningkatan belanja e-commerce dan Iduladha nanti kami akan dukung dengan produksi penuh,” katanya kepada Bisnis, Kamis (8/7/2021).

Fajar menyebut, PPKM darurat dan tren penggunaan kemasan kecil di pasar tradisional juga menjadi pendorong peningkatan kinerja industri plastik saat ini.

Dalam kesempatan itu, Fajar juga mengapresiasi pemerintah yang memasukkan industri petrokimia dalam golongan kritikal saat ini. Artinya, industri ini dimungkinkan untuk berproduksi 100 persen dan menjalankan distribusi tanpa hambatan.

Meski demikian, pihaknya juga tetap berkomitmen untuk memperketat protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan double masker sesuai dengan instruksi Kementerian Perindustrian.

“Dari sisi pelaporan kami juga diminta dengan frekuensi yang lebih pendek, bahkan hampir setiap hari pelaporan. Jadi meski WFH [work from home], tetap banyak pekerjaan,” ujarnya.

Pada prinsipnya Fajar mengatakan, pelaku industri pada dasarnya akan mendukung penuh kebijakan penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Untuk itu, dia berharap kegiatan vaksinasi dapat lebih dipercepat untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di kawasan industri.

“Sekarang di daerah karyawan [industri petrokimia] yang sudah terpapar 10—20 persen. Kalau naik ke 30—40 persen, maka kemungkinan produksi akan melandai. Jadi kami minta bantuan vaksinasi agar segera menjangkau daerah,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper