Bisnis.com, JAKARTA — Industri petrokimia menyebut kewajiban pengalihan gas industri untuk medis sesuau Instruksi Menteri Perindustrian saat ini tidak akan mengganggu operasional pabrik. Adapun petrokimia merupakan industri dengan pengguna gas oksigen terbesar selain smelter.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) untuk memetakan kebutuhan medis. Alhasil, saat ini ada 40 tanki yang didatangkan dari Balikpapan dan Morowali untuk memenuhi oksigen medis di Jawa.
"Balikpapan itu seharusnya stok pertamina tetapi bisa kita alihkan untuk medis. Setiap tanki juga sudah diisi dari Bontang yang artinya ada sekitar 300 ton gas oksigen siap distribusikan di Jakarta dan Jawa Barat," katanya kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).
Fajar menyebut sesuai data asosiasi di bawah Kadin, alokasi dari industri nantinya akan berjumlah 1.300 ton per hari untuk medis. Angka itu diharapkan akan mencukupi dan membuat masyarakat tidak panik.
Sisi lain, menurut Fajar belakangan persoalan yang membuat defisit oksigen juga sudah dirincikan. Salah satunya terkait tanki dan distribusi ke filling station.
Untuk itu, diharapkan alokasi tanki yang didatangkan dari luar Jawa diharapkan akan cukup membantu. Selain itu, kendala sopir pengangkut tanki juga telah dilakukan dengan pelatihan langsung oleh TNI.
"Bahkan produsen gas seperti Samator dan Linde sudah berkomitmen lebih dahulu mengalokasikan lebih banyak untuk medis," ujarnya.
Fajar merinci untuk medis Samator memiliki 600 ton dan di luar Jawa masih ada 275 ton sedangkan Linde memiliki 230 ton .