Bisnis.com, JAKARTA — PT Brantas Abipraya (Persero) menyatakan bahwa akan ada perubahan komposisi kontrak baru pada 2022.
Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas mengatakan saat ini perseroan bergerak di lima bisnis konstruksi, yakni sumber daya air (SDA), gedung dan bangunan, jalan dan jembatan, prasarana perhubungan, dan kelistrikan. Adapun, segmen SDA mendominasi volume pekerjaan perseroan.
"Target komposisi kontrak baru Brantas Abipraya tidak ada perubahan [untuk tahun ini]. Namun, pada 2022 tentunya akan berbeda karena perkembangan pasar yang akan datang," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).
Miftakhul berujar pihaknya masih belum mendapatkan penugasan proyek khusus seperti perusahaan karya pelat merah lainnya. Walakin, lanjutnya, perseroan menargetkan pertumbuhan organik pada tahun depan.
Seperti dilansir dari laman resmi Brantas Abipraya, laba sebelum pajak penghasilan perseroan pada 2020 menyentuh titik terendahnya sejak 2014 atau senilai Rp99,8 miliar. Angka tersebut merosot 73,44 persen dari realisasi 2019 yang mencapai Rp375,84 miliar.
Sementara itu, laba bersih tahun berjalan perseroan terjun bebas sebesar 88,09 persen menjadi Rp33.65 miliar. Kinerja tersebut merupakan level terendah perseroan selama 6 tahun terakhir.
Di sisi lain, Anas mengatakan perolehan kontrak perseroan pada semester I/2021 didominasi segmen jalan dan jembatan. Brantas Abipraya memiliki market share tertinggi dalam konstruksi bendungan dan telah ditunjuk menjadi spesialis proyek bendungan oleh pemerintah.
"Hal ini dikarenakan proyek-proyek segmen sumber daya air yang dilelang memakan durasi yang panjang, sedangkan untuk segmen gedung dan bangunan masih sangat sedikit yang dilelang," katanya.
Selain itu, Miftakhul menduga pergeseran segmen konstruksi kontrak baru perseroan disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunda beberapa lelang proyek bendungan untuk akibat refocusing untuk penanganan Covid-19.