Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran PUPR 2022 Susut, Hutama Karya Tetap Targetkan Kontrak Tumbuh

nilai kontrak baru perseroan pada Januari—Mei 2021 masih terkontraksi sekitar 43 persen menjadi Rp5,29 triliun.
Karyawan berada didekat logo Hutama Karya. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan berada didekat logo Hutama Karya. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) menyatakan bahwa penurunan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun depan berpotensi menurunkan jumlah kontrak baru. Walau demikian, perseroan tetap menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru pada 2022.

Oleh karena itu, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa perseroan akan mengejar proyek andalan di bidang jalan dan related building. Walakin, lanjutnya, pertumbuhan nilai kontrak baru tersebut sangat tergantung pada perkembangan program vaksinasi Covid-19 nasional.

"Kami menargetkan pertumbuhan kontrak baru atas proyek-proyek konstruksi di berbagai sektor pada 2022 yang selaras dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh program vaksinasi [Covid-19] nasional," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).

Tjahjo berujar komposisi kontrak baru pada tahun depan masih akan sesuai dengan rencana perseroan. Adapun, nilai kontrak baru yang diraih perseroan pada JanuariMei 2021 ditopang oleh proyek engineering, procurement, and construction (EPC), prasarana perhubungan, serta jalan dan jembatan.

Walaupun Hutama Karya menargetkan nilai kontrak baru yang diraih perseroan terus tumbuh dari realisasi 2020, nilai kontrak baru 5 bulan pertama 2021 masih susut secara tahunan.

Tjahjo mendata nilai kontrak baru perseroan pada Januari—Mei 2021 masih terkontraksi sekitar 42 persen menjadi Rp5,29 triliun.

Pada tahun ini, Hutama Karya menargetkan nilai kontrak baru mencapai Rp20,6 persen atau tumbuh sekitar 21 persen dari realisasi 2020 sekitar Rp16,triliun. Dengan kata lain, perseroan harus mendapatkan kontrak baru senilai Rp15,31 triliun untuk mencapai target 2021 atau Rp10,71 triliun agar tidak kembali susut pada JuniDesember 2021.

Di sisi lain, Tjahjo optimistis target tersebut akan terealisasi karena dua hal, yakni potensi pasar infrastruktur nasional dan perkembangan vaksinasi Covid-19 di dalam negeri. Menurutnya, nilai kontrak baru perseroan pada tahun ini akan didukung dari proyek selain jalan tol Trans-Sumatra (JTTS).

Tjahjo menilai potensi pengembangan infrastruktur nasional masih besar. Proyek dimaksud, lanjutnya, tidak terbatas pada konstruksi jalan tol, namun juga konstruksi infrastruktur sumber daya air dan pembangkit listrik.

Di samping itu, Hutama Karya akan membidik proyek pengembangan kawasan lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper