Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapasitas Panas Bumi Pertamina Dipacu Jadi 883 MW pada 2024

Dari pengembangan panas bumi, PT Pertamina berencana mengembangkan produk turunan dari panas bumi yakni hidrogen hijau
Pekerja melakukan perawatan instalasi sumur Geothermal atau panas bumi PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Pekerja melakukan perawatan instalasi sumur Geothermal atau panas bumi PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit listrik panas bumi hingga 883 megawatt sampai dengan 2024.

Government & Public Relation Manager PT Pertamina Geothermal Energy Sentot Yulianugroho mengatakan perseroan tengah berfokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi hingga 10 tahun mendatang.

"Geothermal kita fokus pada pengembangan kapasitas panas bumi yang akan ditargetkan di 2024 883 mw dan target tahun 2029 atau 2030 harapannya optimistis bisa yang dikerjakan sendiri 1300 MW," katanya kepada wartawan, Kamis (1/7/2021).

Dari pengembangan panas bumi, lanjut Sentot, Pertamina juga bakal mengembangkan produk turunan dari panas bumi yakni hidrogen hijau yang nantinya akan digunakan untuk industri petrokimia.

Di negara lain, produk tersebut digunakan untuk kegiatan transportasi seperti yang telah diterapkan oleh Singapura untuk bahan bakar kapal laut. Sentot mengatakan Pertamina tengah mengkaji hal tersebut.

"Pendalaman green hydrogen jadi salah satu porduk turunan dari geothermal dan juga jadi pendukung pengembangan EBT di masa depan," ungkapnya.

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy bakal memulai proyek percontohan untuk memproduksi green hydrogen pada tahun ini. Anak usaha Pertamina itu menargetkan bisa memproduksi sebesar 100 kilogram per hari.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan perusahaan tengah menyelesaikan kajian-kajian untuk final investment decision (FID), serta proses-proses lainnya yakni penilaian-penilaian dari aspek teknologi dan pasar.

"Bagaimana bisa mulai tahap pertama piloting green hydrogen mulai tahun ini kita melihat sampai sekitar 100 kg per hari kapasitas untuk memulai ini," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper