Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pariwisata Global Bakal Merugi US$2,4 Triliun Tahun Ini

Pariwisata global masih akan merugi secara global senilai antara US$1,7 triliun hingga US$2,4 triliun dibandingkan tingkat 2019.
Pengunjung mengelilingi Rain Vortex di tengah-tengah Terminal Jewel di Bandara Internasional Changi, Singapura, Kamis (11/4/2019)./Bloomberg-Wei Leng Tayn
Pengunjung mengelilingi Rain Vortex di tengah-tengah Terminal Jewel di Bandara Internasional Changi, Singapura, Kamis (11/4/2019)./Bloomberg-Wei Leng Tayn

Bisnis.com, JAKARTA - United Nation Conference on Trande and Development (UNCTAD) memperkirakan pemulihan pariwisata dunia akan dimulai pada paruh kedua tahun ini.

Namun demikian, sektor ini masih akan merugi secara global senilai antara US$1,7 triliun hingga US$2,4 triliun dibandingkan tingkat 2019.

Laporan terbaru UNCTAD yang dirilis Rabu (30/6/2021) juga mencakup tiga skenario dampak turunnya kedatangan internasional pada pariwisata dunia sepanjang tahun ini.

Pertama, proyeksi paling pesimistis mencerminkan pengurangan 75 persen dalam kedatangan turis internasional berdasarkan pengurangan turis yang diamati pada 2020.

Dalam skenario ini, penurunan penerimaan turis global sebesar US$948 miliar menyebabkan kerugian dalam PDB riil sebesar US$2,4 triliun. Rasio ini sangat bervariasi antar negara, dari satu kali lipat menjadi tiga kali lipat atau empat kali lipat.

Skenario kedua mencerminkan pengurangan 63 persen dalam kedatangan turis internasional.

Sedangkan skenario ketiga mempertimbangkan tingkat pariwisata domestik dan regional yang bervariasi pada 2021.Skenario ini mengasumsikan pengurangan 75 persen pariwisata di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah, dan pengurangan 37 persen di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang relatif tinggi, sebagian besar negara maju dan beberapa ekonomi kecil.

Selain itu, menurut laporan tersebut, pengurangan pariwisata menyebabkan kenaikan pengangguran tidak terampil rata-rata 5,5 persen, dengan varian tinggi 0 persen hingga 15 persen, tergantung pada pentingnya pariwisata bagi perekonomian.

Tenaga kerja menyumbang sekitar 30 persen dari pengeluaran layanan wisata di negara maju dan berkembang. Hambatan masuk di sektor ini, yang mempekerjakan banyak perempuan dan karyawan muda, relatif rendah.

Dengan demikian, perkiraan tersebut melampaui proyeksi UNCTAD pada Juli tahun lalu, yakni kerugian US$1,2 triliun hingga US$3,3 triliun dengan dunia pariwisata terhenti antara empat hingga 12 bulan.

Menurut UN World Tourism Organization (UNWTO), kedatangan wisatawan internasional turun sekitar 1 miliar atau 74 persen antara Januari dan Desember 2020. Pada kuartal pertama 2021, Barometer Pariwisata Dunia UNWTO menunjukkan penurunan sebesar 84 persen.

Negara-negara berkembang telah menanggung beban terbesar dari dampak pandemi terhadap pariwisata. Mereka mengalami penurunan terbesar dalam kedatangan turis pada tahun 2020, diperkirakan antara 60 persen dan 80 persen.

Wilayah yang paling terpengaruh adalah Asia Timur Laut, Asia Tenggara, Oseania, Afrika Utara, dan Asia Selatan, sedangkan yang paling sedikit terkena dampak adalah Amerika Utara, Eropa Barat, dan Karibia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper