Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan sedang mempertimbangkan penjualan obligasi hijau di luar negeri, yang akan menjadi kesepakatan terbaru dari negara yang menjadi salah satu penerbit utang berkelanjutan paling aktif di dunia itu.
Penerbitan obligasi hijau atau green bond sedang marak di seluruh dunia. Menurut data yang dihimpun Bloomberg, Selasa (29/6/2021), penjualan utang berkelanjutan di Negeri Ginseng melonjak lebih dari lima kali lipat menjadi US$12,9 miliar pada tahun ini, jauh melampaui peningkatan 166 persen secara global.
Emiten obligasi hijau Korea Selatan juga menaikkan peringkat mereka, dengan menduduki peringkat setelah China dalam penjualan utang jenis ini.
Menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, pemerintah Korea Selatan telah mengirimkan permintaan proposal untuk kemungkinan penjualan obligasi hijau offshore. Ini bukanlah yang pertama. Negara itu pertama kali mengeluarkan green and sustainability note pada 2019. Korea Selatan terakhir menjual utang luar negeri pada September, ketika menerbitkan sekuritas dalam dolar dan euro.
Kesepakatan oleh pemerintah Korea Selatan akan datang ketika emiten seperti Prancis hingga Indonesia dan Chili meningkatkan penawaran untuk memenuhi tujuan lingkungan. Dalam kasus Korea Selatan, dorongannya adalah target Presiden Moon Jae-in untuk membuat negara itu netral karbon pada 2050. Negara itu juga mendorong emiten seperti Hyundai Motor Co. dan SK Hynix Inc. untuk menjual utang hijau.
Penjualan obligasi reguler juga melonjak karena emiten termasuk Filipina dan Mongolia terburu-buru untuk mengunci biaya pinjaman yang rendah sebelum tekanan inflasi mendorong suku bunga.
Mirae Asset Securities Co., salah satu broker terbesar di negara itu, memasarkan green bond bertenor tiga tahun. Itu terjadi setelah penawaran utang sebesar US$1 miliar minggu ini oleh LG Chem Ltd. menerima lebih dari US$8,5 miliar pesanan.