Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komoditas Unggulan, Kemenko Perekonomian Minta Ada Hilirisasi Gambir

Permintaan gambir dari India sebagai negara tujuan utama ekspor gambir juga terus meningkat hingga mencapai 13.000 sampai 14.000 ton per tahun.
Seorang petani tengah memetik daun gambir di kebun di Pesisir Selatan. /Bisnis-Noli Hendra
Seorang petani tengah memetik daun gambir di kebun di Pesisir Selatan. /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah terus mendorong ekspor komoditas potensial unggulan daerah yang diminati mancanegara, salah satunya yakni komoditas gambir. Ini karena Indonesia merupakan pemasok 80 persen komoditas gambir di pasar dunia.

Permintaan gambir dari India sebagai negara tujuan utama ekspor gambir juga terus meningkat hingga mencapai 13.000 sampai 14.000 ton per tahun. Selain India, pasar ekspor gambir Indonesia meliputi negara Jepang, Pakistan, Filipina, Bangladesh, serta Malaysia.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan bahwa bahwa Sumatera Barat (Sumbar) mampu memasok 80 persen sampai 90 persen dari total produksi gambir nasional.

Komoditas Gambir menjadi salah satu komoditas unggulan di Sumbar karena banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari budidaya ini. Kuantitas dan nilai ekspor gambir Sumatera Barat cenderung meningkat sehingga Sumbar diposisikan sebagai barometer gambir nasional.

“Gambir memiliki beragam manfaat dan diversifikasi olahan produk mulai dari bahan campuran industri makanan dan minuman, bahan baku industri kesehatan dan farmasi, bahan baku industri kosmetik anti aging dan antioksidan serta campuran kunyahan sirih,” katanya melalui keterangan pers, Sabtu (26/6/2021).

Musdhalifah meminta agar ekspor komoditas gambir diarahkan pada hilirisasi produk sehingga mampu meningkatkan nilai tambah. Hal ini sejalan dengan progam Pemerintah dalam rangka perbaikan iklim investasi yang lebih kompetitif melalui UU Cipta Kerja yang mendukung kemudahan berusaha.

“Sehingga pada muaranya nanti memberikan kontribusi pendapatan lebih tinggi bagi negara maupun imbal balik yang menarik bagi investor,” jelasnya

Saat ini, permasalahan dalam pengembangan gambir adalah fluktuasi harga, teknologi pengolahan gambir yang masih sederhana, serta sulitnya mencari tenaga kerja pengolah.

Oleh karena itu, Musdhalifah berpesan agar industrialisasi gambir bisa meningkatkan nilai tambah sehingga mampu menciptakan multiplier effects pada perekonomian daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper