Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Ekspor, Produsen Popok Oto Optimis Bakal Tumbuh

Saat ini, produk perseroan telah memasuki pasar India, Korea Selatan, Thailand, dan Australia. Perseroan pun tengah menjajal pasar baru yakni Jepang mengingat jumlah pemakaian popok dewasa di sana cukup tinggi.
Pelanggan yang tengah membeli Popok Oto/ Facebook- Pupuk Oto
Pelanggan yang tengah membeli Popok Oto/ Facebook- Pupuk Oto

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen popok dewasa, PT Rejeki Putra Putri Eliman masih optimistis akan mendulang peningkatan kinerja tahun ini kendati pandemi Covid-19 banyak membawa tekanan dan dinamika baru.

CEO PT Rejeki Putra Putri Eliman Oto Gunasis mengatakan salah satu peluang yang masih dilakukan guna mendorong pertumbuhan adalah peningkatan pasar ekspor.

Saat ini, produk perseroan telah memasuki pasar India, Korea Selatan, Thailand, dan Australia. Perseroan pun tengah menjajal pasar baru yakni Jepang mengingat jumlah pemakaian popok dewasa di sana cukup tinggi.

"Porsi ekspor kami masih kecil 10-20 persen tetapi sejak tahun laku secara kuantitas naik 20-30 persen dan cukup menolong untuk pertumbuhan. Tahun ini kami juga berharap masih bisa tumbuh double digit meski PPKM mikro saat ini cukup mempersempit jam buka ritel," katanya kepada Bisnis, Sabtu (26/6/2021).

Oto menyebutkan meski terjadi kenaikan tetapi saat ini perseroan serta kegiatan impor dan ekspor secara keseluruhan masih mengalami kendala yang berarti. Mulai dari kenaikan tarif pelabuhan hingga kelangkaan kapal yang turut mendorong kenaikan harga produk.

Meski demikia, Oto memastikan, kenaikan harga yang dilakukan perseroan khusus untuk produk yang diekspor saja. Sementara di dalam negeri harga produk belum mengalami peningkatan.

Oto menggambarkan kenaikan harga kapal ke India misalnya, kata dia telah melunjak dari yang semula hanya US$800-US$12.000 kini menjadi US$3.800.

"Kondisi ini juga sudah disuarakan Kadin, awalnya September 2020 lalu diproyeksi akan selesai Maret 2021 tetapi sampai sekarang masih berlanjut sehingga mungkin butuh turun tangan pemerintah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper