Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Per April Serapan Gas Murah Industri Capai 79 Persen, Ini Kata Kemenperin

Pandemi membuat pertumbuhan ekonomi kontraksi dan tak sedikit industri yang mengurangi aktivitas karyawan hingga berdampak pada anjloknya rerata utilisasi industri sebesar 40 persen.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat hingga April 2021 serapan gas indutsri dengan harga tertentu mencapai 79,63 persen atau 954,76 BBTUD dari total alokasi 1.199,81 BBTUD.

Industri yang tercatat melakukan serapan tertinggi yakni oleokimia 85,59 persen dan terendah industri baja 48,05 persen.

Meski demikian, capaian serapan per April 2021 itu sudah lebih tinggi dibanding serapan sepanjang 2020 yang 77,36 persen atau 928,17 BBTUD.

Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Fridy Juwono mengatakan alokasi gas industri dengan harga tertentu dimulai sekitar periode Agustus. Tetapi, pandemi membuat pertumbuhan ekonomi kontraksi dan tak sedikit industri yang mengurangi aktivitas karyawan hingga berdampak pada anjloknya rerata utilisasi industri sebesar 40 persen.

"Belum lagi hingga saat ini ada kendala kontainer yang membuat kegiatan ekspor dan impor mengalami hambatan. Jadi yang kami harapkan periode 2020 sebaiknya belum dijadikan evaluasi mengingat berbagai kondisi di atas," katanya dalam webinar Indonesian Gas Society, Kamis (24/6/2021).

Fridy menyebut kondisi lain yang dapat dijadikan evaluasi serapan gas industri dengan harga tertentu yakni pada Maret dan April tahun ini terjadi penurunan pasokan gas bumi di Jawa Timur. Hal itu membuat pemakaian dibatasi menjadi 66 persen pada Maret 2021 dan 28 persen pada April 2021.

Tahun ini, lanjut Fridy, PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) harus menghentikan operasi salah satu pabrikan karena pasokan gas yang tidak handal.

Selain itu, sejumlah industri seperti PT Intan Havea telah menyatakan tidak menggunakan gas bumi kembali karena sudah berinvestasi pada pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Selanjutnya, Kemenperin juga mencatat ada 3  industri baja yang sudah terlanjut pailit dan satu industri petrokimia yakni PT Liku Telaga sedang dalam tahap perbaikan mesin.

"Satu lagi dari industri petrokimia yakni PT Arbe Styrindo yang tidak beroperasi lagi," ujar Fridy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper