Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

PLN Beli Listrik dari PLTSa Terbesar di Jawa Tengah

Surakarta, Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 kota yang ditunjuk melalui Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Denis Riantiza Meilanova
Denis Riantiza Meilanova - Bisnis.com 23 Juni 2021  |  07:49 WIB
PLN Beli Listrik dari PLTSa Terbesar di Jawa Tengah
Suasana di proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) gas metana di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2019). - Antara/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) membeli listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta seharga US$13,35 sen per kWh atau setara Rp1.800/kWh. Pembelian listrik dari PLTSa terbesar di Jawa Tengah ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam mengatasi permasalahan sampah di Surakarta.

Langkah ini juga menjadi bagian transformasi PLN melalui aspirasi Green, dengan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam penyediaan listrik nasional.

"PLN siap memanfaatkan EBT dengan membeli listrik dari PLTSa sesuai ketentuan yang telah disepakati. Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap pengembangan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” tutur General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, M. Irwansyah Putra, dikutip dari siaran pers, Rabu (23/6/2021).

Sebelumnya, PLN telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement) dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power selaku pengelola PLTSa Surakarta pada akhir Desember 2018.

Pembangkit dengan kapasitas 5.000 kilowatt (kW) ini ditargetkan rampung pada 2022. Per Mei 2021, proses konstruksi PLTSa Surakarta sudah mencapai 34,8 persen.

Pembangunan PLTSa ini juga mendapat dukungan penuh dari Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Pada saat kunjungannya Februari lalu, Gibran mengatakan beroperasinya pembangkit ini akan menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Solo.

"Saya kira progresnya sudah cukup baik sampai nanti targetnya selesai tahun 2022. Ini kan permasalahan dari dulu. Insya Allah kalau PLTSa ini sudah running ya permasalahan (sampah) ini segera terselesaikan," kata dia.

Surakarta merupakan salah satu dari 12 kota yang ditunjuk melalui Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

PLTSa Surakarta memanfaatkan komposisi sampah yang terakumulasi dari TPA Putri Cempo dengan total kebutuhan sampah sekitar 276 ton per hari. Dengan menggunakan incinerator, energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut untuk menggerakan generator yang kemudian menghasilkan listrik.

Meskipun melalui proses pembakaran, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar karena gas yang dihasilkan dari proses ini bebas dari TAR maupun kandungan lainnya yang berbahaya.

Tak hanya membeli listrik dari PLTSa, PLN melalui program co-firing juga telah mendorong penggunaan biomassa sebagai campuran bahan bakar PLTU. Biomassa bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga.

Bersumber dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, jumlah sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) sebanyak 864.469 ton/hari, dan yang tidak terkelola sebesar 3.964.946 ton/hari. Dengan memanfaatkan sampah (pelet) menjadi subtitusi bahan bakar di sejumlah pembangkit, dapat menjadi solusi mengatasi masalah sampah di perkotaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

PLN energi terbarukan pltsa
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top