Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat berpotensi meningkat setelah bebas bea masuk. Ekspor udang ke Negeri Paman Sam telah menyentuh US$503,8 juta pada periode Januari-April 2021.
Artati Widiarti, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), mengatakan produk udang yang memiliki pangsa besar dengan tren meningkat di Amerika Serikat (AS) antara lain shrimp warm-water peeled frozen (udang kupas beku), shrimp breaded frozen (udang tepung beku), dan shrimp warm-water shell-on frozen (udang utuh beku) dari size 15/20 sampai size 51/60.
“Peluang ini kian terbuka lantaran produk udang di pasar AS sudah tidak dikenakan tarif bea masuk bagi semua negara eksportir, sehingga sudah tidak menjadi penghalang dalam ekspor udang ke AS,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (22/6/2021).
Artati menuturkan untuk mendorong ekspor peningkatan tidak hanya pada sisi produksi tetapi juga efisiensi dan inovasi produksi (hulu-hilir) dan distribusi agar menghasilkan produk udang yang berdaya bersaing. Hal itu bertujuan menciptakan produk udang yang berdaya saing sekaligus membangun citra produk yang baik dibandingkan negara kompetitor.
Hal penting lainnya ialah memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor baik persyaratan dari pemerintah maupun persyaratan khusus dari importir. Sekadar gambaran, berdasarkan data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Fisheries, pada April 2021, nilai impor udang AS mencapai US$514,2 juta atau meningkat sebesar 17 persen dibanding April 2020.
Dari sisi volume, impor udang AS pada April 2021 sebesar 61,1 ribu ton atau meningkat sebesar 18,2 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Udang yang berasal dari Indonesia sejak Januari-April 2021 senilai US$503,8 juta dengan volume 58.000 ton.
Baca Juga
Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Machmud menjelaskan ada tren positif pertumbuhan permintaan udang di pasar AS yang tentu menjadi peluang bagi Indonesia sebagai salah satu produsen utama udang dunia untuk mengisi pasar tersebut.
Pada saat bersamaan, Machmud menerangkan juga adanya tren penurunan ekspor udang India sebagai pemasok terbesar ke pasar AS. Pada kurun waktu Januari-April 2021, tren penurunan udang dari India ke AS mencapai 5,9 persen menurut nilai dan 6,0 persen menurut volume atau turun sekitar US$46,3 juta, setara dengan 5.500 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peluang bagi negara produsen udang dunia lainnya, termasuk Indonesia untuk mengisi pasar udang di AS," katanya.