Bisnis.com, JAKARTA — Industri petrokimia berharap perwakilan khusus di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026 mendatang. Sebab, pertumbuhan industri tersebut diperkirakan cukup besar ke depan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan perlunya perwakilan atau klaster petrokimia di Kadin, mengingat investasi industri ini dalam lima tahun ke depan akan mencapai kisaran US$20 miliar.
Apalagi, menurutnya, produk-produk industri petrokimia dibutuhkan untuk berbagai sektor lain seperti otomotif, makanan dan minuman, konstruksi, dan pupuk.
"Belum lagi multiplier efek ke industri bawah seperti plastik jadi yang hampir menyerap 300.000 tenaga kerja, juga nilai perdagangan hampir US$12 miliar setahun," katanya kepada Bisnis, Minggu (20/6/2021).
Fajar menyebut saat ini impor bahan baku dan barang jadi petrokimia masih tinggi. Untuk itu, perlu upaya bersama dalam mencapai target subtitusi impor produk kimia sebesar 50 persen.
Dengan demikian, semangat yang dijalin akan sama di mana investasi baru bukan hanya untuk menyasar pemenuhan dalam negeri tetapi untuk pengembangan pasar ekspor. Alhasil, strategi pengembangan industri harus ditentukan dari sekarang.
Baca Juga
"Kemarin belum bisa greget karena tidak terwakili di sini, suara kami tercampur industri lain seperti ban, tekstil. Sekarang kami gabung kimia hilir dulu kimia dasar jadi cuma gonta-ganti pasangan," ujarnya.
Fajar menyebut keinginan tersebut telah disampaikan pada dua calon ketua Kadin yang saat ini sedang berlaga.
Menurut Fajar, pihaknya akan memastikan dukungan pada calon ketua yang mau mengakomodir keinginan tersebut. Pasalnya, selama ini industri juga masih kerap berjuang sendiri ketika dihajar oleh lembaga masyarakat dan kementerian yang anti plastik.
"Jadinya masih karut-marut padahal kami ingin bersinergi bahu membahu. Untuk itu, yang bisa menjamin kami pastikan akan memberi dukungan penuh," kata Fajar.