Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan tiga data ekonomi penting pada hari ini, Selasa (15/6/2021).
Tiga data tersebut a.l. neraca perdagangan Mei 2021, perkembangan upah pekerja/buruh Mei 2021, dan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia Tahun 2021.
Meurut BPS, Angka-angka tersebut akan dirilis langsung oleh Kepala BPS Suhariyanto, secara live streaming yang dapat disaksikan di youtube BPS (BPS Statistics) atau pada tautan berikut http://s.bps.go.id/rilisbps2021. Bahan rilis akan di upload di website BPS www.bps.go.id.
Neraca perdagangan Mei 2021 yang menjadi data paling ditunggu diperkirakan masih melanjutkan surplus. Konsensus ekonom yang dikutip dari Bloomberg menunjukkan neraca perdagangan Mei surplus dengan nilai median US$2,37 miliar.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan neraca dagang Indonesia Mei 2021 surplus US$2,07 miliar, atau sedikit lebih rendah dari April 2021 yaitu US$2,19 miliar.
Menurut Andry, pemulihan ekonomi global dan kenaikan harga komoditas mendorong kinerja ekspor, sementara percepatan pemulihan ekonomi dalam negeri mendorong kinerja impor.
Baca Juga
“Kami melihat bahwa surplus neraca perdagangan akan bertahan selama semester I/2021, berkat kinerja ekspor solid yang didukung oleh pemulihan ekonomi global dan harga komoditas,” kata Andry kepada Bisnis, Senin (14/6/2021).
Pada semester II/2021, dia melihat impor akan mulai meningkat seiring dengan percepatan pertumbuhan domestik, yang didorong oleh kepercayaan terhadap upaya vaksinasi, sehingga memperkuat permintaan dalam negeri akan kegiatan konsumsi dan investasi.
Adapun, Andry memperkirakan ekspor Mei 2021 tumbuh 51,20 persen (yoy). Ekspor ke China meningkat hingga 67,53 persen (yoy), menunjukkan kinerja ekspor Indonesia yang kuat dan China sebagai tujuan ekspor terbesar.
Sementara itu, impor Indonesia Mei 2021 diperkirakan tumbuh hingga 62,77 persen secara tahunan (yoy), di tengah perbaikan permintaan domestik.
“Lalu, impor dari China juga diperkirakan meloncat hingga 77,97 persen (yoy), dan harga minyak semakin tinggi,” ujar Andry.
Andry juga mencatat faktor musiman (seasonal) menyebabkan kinerja ekspor dan impor menurun secara bulanan. Adapun pertumbuhan secara tahunan yang tinggi dari ekspor dan impor sebagian berkat low-base effect dari pembatasan aktivitas tahun lalu.
“Bagaimanapun, secara bulanan, kami melihat ekspor dan impor turut melambat hingga -14,47 mom dan -15,67 persen mom, yang dipengaruhi oleh libur Idulfitri,” katanya.