Bisnis.com, JAKARTA — Guru Besar Fakultas Teknik UGM Sigit Priyanto mengusulkan tiga skenario pengangkutan barang guna menyelesaikan persoalan truk over dimension overloading (ODOL) agar program Zero ODOL 2023 dapat terwujud.
"Memang untuk menyelesaikan [ODOL] ini, terdapat tiga skenario yang kami usulkan. Jadi, ini untuk memberlakukan Zero ODOL nanti tergantung pemerintah beserta pengusaha atau industri dapat memutuskan mana yang lebih efisien dan hemat anggaran," katanya, Kamis (10/6/2021).
Dia menyebut keberadaan ODOL ini memperbesar biaya pemeliharaan jalan di Indonesia dan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Selain itu, ODOL juga merupakan bentuk inefisiensi pada aktivitas jasa transportasi darat dan logistik dimana setiap 1 persen penurunan efisiensi tersebut akan menyebabkan penurunan PDB riil Indonesia sebesar 0,057 persen.
"Aspek Zero ODOL itu sangat penting dan ini memang harus ditelaah supaya nanti ditepati bersama-sama dengan senang hati dengan tidak ada yang merasa terpaksa," ujarnya.
Dalam kajian yang dilakukan bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dia mengusulkan tiga skenario pengangkutan barang yang dapat dilakukan agar ODOL tidak ada lagi.
Skenario yang dimaksud antara lain, pemecahan pengangkutan barang dari truk ODOL ke angkutan non-ODOL dengan ukuran lebih kecil, penggabungan pengangkutan barang antara truk-truk ODOL menjadi angkutan truk non-ODOL, tetapi dengan kapasitas dan volume lebih besar.
"Skenario selanjutnya adalah perubahan teknis truk angkutan yang ODOL menjadi tidak ODOL," sebutnya.