Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bidik Ekspor Otomotif Lebih Besar, RI Harus Ubah Strategi

Selama ini investasi otomotif di Tanah Air lebih banyak diarahkan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Mobil-mobil siap diekspor dari Indonesia. /TMMIN
Mobil-mobil siap diekspor dari Indonesia. /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA – Industri otomotif di dalam negeri harus mulai meningkatkan kapasitas produksi kendaraan bermotor yang berorientasi ekspor demi mengantisipasi risiko jenuhnya pasar dalam negeri.

Untuk itu, Indonesia juga harus menyesuaikan jenis kendaraan yang banyak diminati pasar global. 

“Untuk pasar ekspor, memang basis kita jenis MPV [multi purpose vehicle]Sementara di beberapa negara trennya memang lebih ke tipe sedan. LCGC kita sebenarnya masuk sedan, tetapi punya kita masih sangat basic dan belum tentu diminati di negara tujuan,” kata Wakil Ketua Umum bidang Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Johnny Darmawan, Kamis (10/6/2021).

Untuk bisa meningkatkan ekspor jenis sedan, Johnny mengatakan pemangku kepentingan di Tanah Air harus meminta perusahaan prinsipal untuk mengarahkan produksi nasional yang lebih berorientasi ekspor. Dengan demikian, industri dapat menyesuaikan skala ekonominya.

Terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai investasi otomotif di Tanah Air selama ini lebih banyak diarahkan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Dia berpendapat orientasi ini memiliki kelemahan, terutama ketika pasar domestik mulai menunjukkan pelemahan pertumbuhan.

Sebagai contoh, data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil pada 2019 cenderung turun dibandingkan dengan 2018, dari awalnya 1,15 juta menjadi 1,03 juta unit.

“Strategi harus komprehensif. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pasar dalam negeri jika ingin tumbuh ekspornya. Jika demikian strategi memang harus diubah,” kata Faisal.

Perubahan strategi, kata Faisal, akan erat kaitannya dengan strategi perdagangan dan investasi ke depan. Sebagai contoh, kala Indonesia menerapkan kerja sama perdagangan bebas dengan Australia, Indonesia perlu mendalami bagaimana tren pasar otomotif di negara tersebut dan menyesuaikan produksi di dalam negeri agar memenuhi kriteria.

“Tentu penyesuaian produksi ini akan berkaitan dengan investasi karena akan tergantung dengan keputusan prinsipal karena mereka yang menentukan arah produksi dan perdagangan karena melibatkan rantai nilai yang besar. Jika demikian pendekatannya harus g-to-g, bagaimana dalam strategi investasi ada kesepakatan dengan perusahaan prinsipal untuk membangun basis produksi yang juga berorientasi ekspor,” kata dia.

Asosiasi produsen kendaraan bermotor sebelumnya mengemukakan volume ekspor otomotif Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Thailand. Hal ini tak lepas dari belum siapnya produksi di dalam negeri memenuhi jenis otomotif di pasar global.

Ekspor Thailand yang mencapai 1 juta unit setiap tahunnya tak lepas dari kemampuan negara tersebut untuk memproduksi berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kebutuhan pasar global.

Sementara itu, produksi Indonesia didominasi oleh kendaraan jenis multi-purpose vehicle (MPV) sebesar 51 persen, kendaraan bermotor hemat energi harga terjangkau atau low cost green car (LCGC) sebesar 21 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper