Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat masih menyimpan potensi daya beli terhadap sektor properti pada masa pandemi Covid-19, menurut Chief Executive Officer Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda.
“Daya beli tidak sepenuhnya habis. Banyak masyarakat yang masih menyimpan potensi daya beli, meski menjadi terhambat dan memilih untuk wait and see lebih lama lagi," ujarnya pada Selasa (8/6/2021).
Menurut riset IPW, pandemi yang masuk Indonesia sejak Maret 2020 berdampak besar terhadap perekonomian nasional termasuk sektor properti yang terkontraksi cukup dalam.
Ali menyebut daya beli semua golongan masyarakat terganggu dan menurun. Para pengembang dihadapkan pada ketahanan daya tahan 3 sampai 6 bulan. Bila kondisi tidak membaik, banyak pengembang khususnya skala menengah bawah yang akan menghadapi seleksi alam pengembang.
Di sisi lain, sebagian pengembang terus berinovasi dengan produk dan sistem pemasaran mereka. “Media digital menjadi satu-satunya platform distribusi dan komunikasi yang dapat dilakukan pengembang,” kata Ali.
Sebelumnya Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan anggotanya dengan berbagai inovasi di bidang teknologi digital terus berupaya bangkit.
Baca Juga
Terbukti beberapa sektor properti terutama yang bergerak di subsektor hunian mulai melakukan serah terima unit kepada konsumen. Bahkan beberapa pengembang besar di koridor timur dan barat Jakarta beramai-ramai merampungkan proyeknya.
Inovasi ini tidak hanya di bidang pemasaran yang memanfaatkan layanan digital agar pembeli dan penjual tidak perlu bertemu langsung, tetapi juga memberikan keringanan dan fasilitas dalam hal bertransaksi melalui kerja sama dengan perbankan.