Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pamdemi Belum Usai, Supreme Cable (SCCO): Bisnis Belum Prospektif

Tahun ini perseroan menargetkan penjualan kabel Rp4,7 triliun dan laba bersih Rp349,8 miliar.
Ilustrasi gulungan kabel. /Bisnis-swi
Ilustrasi gulungan kabel. /Bisnis-swi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. atau PT Sucaco Tbk. (SCCO) menyebut tahun ini belum akan berharap banyak mengingat pandemi yang belum usai.

Direktur Supreme Cable Sani Iskandar mengatakan perseroan sampai saat ini juga masih mendapati info bahwa sejumlah proyek harus ditunda. Dengan demikian, bagi Sani tahun ini bukan waktu yang tepat untuk agresif mengejar target.

Adapun tahun ini perseroan menargetkan penjualan kabel Rp4,7 triliun dan laba bersih Rp349,8 miliar.

"Jadi kami belum bisa pastikan target kami tahun ini akan tercapai atau tidak. Prospek tahun ini paling dari industri migas dan MRT tetapi tentunya kami selalu berharap yang terbaik," katanya dalam jumpa media virtual, Selasa (8/6/2021).

Sani menyebutkan dengan proyeksi di atas perseroan tahun ini tidak memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas. Namun dengan belanja modal Rp30 miliar tahun ini perseroan akan melakukan ekspansi ragam produksi khusus untuk kabel tegangan tinggi.

Hal itu dengan melakukan pembaruan alat produksi atau permesinan saja. Sani menyebut kabel tegangan tinggi ini untuk memenuhi kebutuhan PT PLN (Persero) yang telah memilki kontrak panjang dengan perseroan.

Meski demikian, Sani mengatakan permintaan dari PLN sejak tahun lalu trennya telah menurun. Saat ini porsi penjualan ke PLN sebesar 24,89 persen dari total.

"Di luar PLN masih baik seperti untuk ritel tetapi kami realistis jadi belum akan meningkatkan produksi dulu," ujarnya.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, emiten dengan kode saham SCCO membukukan pendapatan Rp4,62 triliun. Realisasi tersebut turun 18,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,70 triliun.

Koreksi pendapatan berujung pada penurunan laba sebesar 24,53 persen menjadi Rp237,88 miliar dari sebelumnya Rp315,22 miliar.

Adapun, pendapatan dari segmen kabel masih menjadi kontributor utama pendapatan perseroan senilai Rp4,20 triliun atau turun 16,26 persen dibandingkan 2019 yang senilai Rp5,01 triliun. Tahun lalu perseron juga mencatat kontribusi paling besar terhadap pendapatan sebesar Rp1,16 triliun masih dari PLN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper