Bisnis.com, JAKARTA — Industri makanan dan minuman menilai tren budidaya porang saat ini tidak boleh lepas dari pengembangan industri olahan makanan karena akan lebih memberikan nilai tambah yang tinggi.
Adapun popularitas tanaman Porang belakangan memang sedang menanjak mengingat harga jualnya yang tinggi di pasar ekspor.
Porang adalah jenis tanaman yang masuk dalam klasifikasi umbi-umbian dengan nama marga Amorphophallus. Bentuk pohon porang berupa batang tunggal dan semu yang diameternya antara 5 mm hingga 50 mm. Sejak 2019, porang yang tadinya tanaman liar mulai sukses jadi primadona petani.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan di Jepang ada satu kawasan yang bahkan menjadikan Porang sebagai makanan utama dengan berbagai olahan seperti mie hingga makanan variasi sumber protein.
Sejumlah pelaku industri makanan selama ini memang telah rutin menggunakan porang sebagai bahan baku misalnya untuk pembuatan jeli.
"Namun, masih sangat sedikit yang sudah memanfaatkannya. Padahal kalau ekspor dalam bentuk olahan rafinasi maka nilainya akan lebih tinggi lagi dibanding sekarang yang masih olahan sederhana. Jadi ini potensi yang bisa dikembangkan industri," katanya dalam webinar iiMotion 2021, Minggu (6/6/2021).
Adhi menyebut di samping porang tentunya masih banyak pangan lokal yang bisa dikembangkan guna mendaaptkan nilai tambah lebih seperti sagu dan lainnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar akselerasi dari hulu ke hilir terkait pengembangan budidaya rumah sarang burung walet dan tanaman porang.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa pihaknya akan mulai mengasistensi atau melakukan pembinaan teknik kepada para petani kedua komoditas tersebut dan mengelompokkan atau membuat klaster daerah para produsennya.
Lebih lanjut, kata Mentan, Kepala Negara juga meminta agar semua proses tersebut harus berpihak kepada rakyat, termasuk pembenahan regulasi yang menghambat.
Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi juga menyampaikan bahwa sarang burung walet dan porang ini mempunyai nilai jual yang luar biasa di pasar global.
Dengan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar, dua komoditas tersebut tentu harus dimanfaatkan lebih maksimal.
"Bahkan, kalau tidak salah hampir 80 persen daripada kapasitas dunia itu disuplai dari Indonesia,” ujarnya.