Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada diperkirakan mengalami pemulihan yang signifikan dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya.
Bank Mandiri meramal perekonomian Indonesia pada kuartal II/2021 akan tumbuh sebesar 7,04 persen.
Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan pertumbuhan yang tinggi pada periode tersebut disebabkan oleh efek basis yang rendah pada kuartal II/2020, di mana ekonomi indonesia terkontraksi sangat dalam -5,32 persen.
“Pertumbuhan positif pada Kuartal II/2020 karena memang low based effect. Ekonomi kuartal II/2021 bisa tumbuh sebesar 7,04 persen. Perekonomian kuartal II/2021 sudah mengalami recovery yang signifikan dibandingkan tiga kuartal sebelumnya,” katanya dalam laporan analisisnya, Kamis (3/6/2021).
Dendi memperkirakan secara regional sektor komoditas akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang berbasis komoditas, terutama CPO, batubara, minyak bumi, dan nikel.
Beberapa wilayah tersebut di antaranya provinsi-provinsi di Pulau sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Belakangan, harga komoditas mengalami peningkatan yang sangat tinggi.
Baca Juga
Bahkan, diperkirakan harga komoditas masih akan tetap tinggi hingga akhir 2022 meski kemungkinan akan ada sedikit koreksi akibat overshooting harga.
Di sisi lain, dia memperkirakan konsumsi rumah tangga juga akan membaik. Selain didorong oleh kenaikan harga komoditas, konsumsi terdorong juga oleh peningkatan keyakinan konsumen, terutama pada masyarakat berpendapatan menengah-atas.
“Pengeluaran pemerintah juga masih akan sangat penting mendorong pertumbuhan ekonomi melalui program stimulus yang direncanakan sebesar Rp699,4 triliun pada tahun anggaran 2021,” jelasnya,