Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Profesor Emil Salim mengkritik pengadaan alat utama sisem persenjataan (alutsista) yang direncanakan oleh Kementerian Pertahanan.
Emil mempertanyakan urgensi dari pembelian alutsista senilai triliunan rupiah ketika masyarakat sedang bergumul dengan pandemi Covid-19.
"Ketika rakyat sedang bergumul [dengan] pandemi Covid-19 [yang] belum tertundukkan, krisis ekonomi [yang] masih merajalela sehingga derita rakyat belum tertanggulangi, urgenkah belanja senjata ABRI SEKARANG Rp1.750 triliun?," ujar Emil dalam cuitannya melalui akun Twitter pribadi @emilsalim2010 , Rabu (2/6/2021).
Selain itu, Emil juga mempertanyakan apakah ada studi kelayakan dan rencana utuh terkait belanja tersebut dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Hingga Kamis siang (3/6/2021), cuitan tersebut telah di-retweet sebanyak 1.001 kali, dan disukai sebanyak 3.822 kali.
Adapun, rencana pembelian alutsista seharga Rp1.700 triliun diketahui melalui beredarnya draf Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2020-2024.
Ketika rakyat sedang bergumul dgn pandemi Covid19 yg belum tertundukkan, krisis ekonomi yg masih merajalela sehingga derita rakyat belum tertanggulangi, urgenkah belanja senjata ABRI SEKARANG Rp. 1750 trilliuni rupiah? Adakah studi kelayakannya dan rencana utuh di Bappenas?
— Emil Salim (@emilsalim2010) June 2, 2021
Baca Juga
Dalam draf tersebut, kebutuhan anggaran Alpalhankam untuk Renstra 2020-2024 mencapai US$124 miliar atau setara dengan sekitar Rp1.700 triliun. Rencana skema pendanaan alutsista berasal dari pinjaman luar negeri.
Menurut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, modernisasi alutsist sudah bersifat mendesak untuk dilakukan dalam strategi dan kebijakan umum pertahanan negara 2020-2024. Meski begitu, saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Prabowo enggan membahas tentang anggaran besar tersebut.
"Banyak alutsista kita sudah tua dan sudah saatnya memang mendesak harus diganti, kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting agar kita siap menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang dengan sangat pesat," jelasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, rencana anggaran untuk pengadaan alutsista sebesar Rp1,7 kuadriliun tersebut masih dibahas bersama Bappenas, Kementerian Keuangan, dan pemangku-pemangku kepentingan lainnya.
Saat ditanyak terkait dengan jumlah pinjaman luar negeri untuk pendanaan, Prabowo juga enggan menjelaskan. "Ini sedang digodok, sedang direncanakan," ucapnya.