Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Lewat Twitter, Emil Salim Kritik Anggaran Jumbo Alutsista Rp1,7 Kuadriliun

Emil mempertanyakan urgensi dari pembelian alutsista senilai triliunan rupiah ketika masyarakat sedang bergumul dengan pandemi Covid-19.
Dany Saputra
Dany Saputra - Bisnis.com 03 Juni 2021  |  14:23 WIB
Lewat Twitter, Emil Salim Kritik Anggaran Jumbo Alutsista Rp1,7 Kuadriliun
Mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim (kiri) berbincang dengan Guru Besar Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia dan ahli demografi Sri Moertiningsih Adioetomo dalam seminar Menuju Lanjut Usia Indonesia Yang Lebih Sehat, Sejahtera dan Produktif, di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (3/10). - JIBI/Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Profesor Emil Salim mengkritik pengadaan alat utama sisem persenjataan (alutsista) yang direncanakan oleh Kementerian Pertahanan.

Emil mempertanyakan urgensi dari pembelian alutsista senilai triliunan rupiah ketika masyarakat sedang bergumul dengan pandemi Covid-19.

"Ketika rakyat sedang bergumul [dengan] pandemi Covid-19 [yang] belum tertundukkan, krisis ekonomi [yang] masih merajalela sehingga derita rakyat belum tertanggulangi, urgenkah belanja senjata ABRI SEKARANG Rp1.750 triliun?," ujar Emil dalam cuitannya melalui akun Twitter pribadi @emilsalim2010 , Rabu (2/6/2021).

Selain itu, Emil juga mempertanyakan apakah ada studi kelayakan dan rencana utuh terkait belanja tersebut dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Hingga Kamis siang (3/6/2021), cuitan tersebut telah di-retweet sebanyak 1.001 kali, dan disukai sebanyak 3.822 kali.

Adapun, rencana pembelian alutsista seharga Rp1.700 triliun diketahui melalui beredarnya draf Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2020-2024.

Dalam draf tersebut, kebutuhan anggaran Alpalhankam untuk Renstra 2020-2024 mencapai US$124 miliar atau setara dengan sekitar Rp1.700 triliun. Rencana skema pendanaan alutsista berasal dari pinjaman luar negeri.

Menurut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, modernisasi alutsist sudah bersifat mendesak untuk dilakukan dalam strategi dan kebijakan umum pertahanan negara 2020-2024. Meski begitu, saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Prabowo enggan membahas tentang anggaran besar tersebut.

"Banyak alutsista kita sudah tua dan sudah saatnya memang mendesak harus diganti, kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting agar kita siap menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang dengan sangat pesat," jelasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, rencana anggaran untuk pengadaan alutsista sebesar Rp1,7 kuadriliun tersebut masih dibahas bersama Bappenas, Kementerian Keuangan, dan pemangku-pemangku kepentingan lainnya.

Saat ditanyak terkait dengan jumlah pinjaman luar negeri untuk pendanaan, Prabowo juga enggan menjelaskan. "Ini sedang digodok, sedang direncanakan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

alutsista kemenhan
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top