Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ritel Lewat Dagang El Melonjak, Kontribusi Capai 20 Persen

Kontribusi tinggi e-commerce dalam transaksi ritel pada 2020 turut didukung oleh situasi Covid-19 yang berada di luar ekspektasi banyak pelaku bisnis.
Pandemi Covid/19 berhasil mempercepat transformasi bisnis serta aktivitas jual beli dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi. / Antara
Pandemi Covid/19 berhasil mempercepat transformasi bisnis serta aktivitas jual beli dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi. / Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kontribusi e-commerce atau dagang-el dalam transaksi ritel di Tanah Air mengalami peningkatan yang signifikan dalam 5 tahun terakhir.

Namun pertumbuhan diyakini tidak serta-merta menggusur eksistensi ritel di kanal luring yang mencakup ritel modern dan tradisional.

Riset yang dirilis oleh Momentum Works, perusahaan venture builders yang berbasis di Singapura, memperlihatkan penjualan ritel meningkat pesat dari hanya 2 persen pada 2016 menjadi 20 persen pada 2020. Nilai pasar ritel Indonesia diperkirakan mencapai US$162 miliar pada tahun lalu atau tumbuh rata-rata 5 persen sejak 2016.

Nilai transaksi melalui e-commerce dilaporkan tumbuh pesat dari US$2,7 miliar pada 2016 menjadi US$32,12 miliar. Transaksi tetap didominasi oleh perdagangan dalam negeri dengan sumbangsih sebesar US$27,7 miliar dan untuk perdagangan lintas batas sebesar dengan nilai US$4,5 miliar.

Namun pertumbuhan tahunan untuk perdagangan lintas batas tumbuh lebih tinggi yakni 105 persen dalam kurun 2016 sampai 2020.

Meski tumbuh signifikan dalam lima tahun terakhir, CEO Momentum Works Jianggan Li mengatakan bahwa e-commerce tidak akan serta-merta menggantikan penjualan ritel secara tradisional. Dengan dominasi ritel tradisional yang besar, dia memperkirakan pelaku e-commerce justru akan menjajaki keunggulan lokasi-lokasi toko ritel untuk kolaborasi.

“Warung [dan toko ritel] memainkan peran yang baik dalam perekonomian Indonesia. Apakah lantas e-commerce akan menggantikan eksistensinya? Saya kira tidak. Gerai-gerai dengan lokasi di tengah masyarakat justru bisa membentuk jaringan tambahan yang menarik bagi e-commerce dan saya kira inilah yang mulai dijajal oleh pelaku e-commerce,” kata Jianggan Li dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/6/2021).

Dia juga menyebutkan kontribusi tinggi e-commerce dalam transaksi ritel pada 2020 turut didukung oleh situasi Covid-19 yang berada di luar ekspektasi banyak pelaku bisnis. Mobilitas yang turun secara langsung berpengaruh pada performa ritel di luar jaringan (offline) dan menaikkan transaksi lewat kanal daring.

Adapun untuk prospek ke depan, Jianggan Li mengatakan pertumbuhan platform e-commerce  bakal banyak didukung oleh aktivitas konsumen yang tidak hanya berputar pada belanja ritel.

Berkaca pada situasi di China, platform e-commerce justru tumbuh kala pelaku usaha menjajal area transaksi yang berbeda seperti pembiayaan digital dan pinjaman daring. 

“Saya kira e-commerce akan memperluas jangkauan dan membidik konsumsi masyarakat yang lebih beragam dan ini akan mendorong pertumbuhan. Seberapa besar pertumbuhannya akan tergantung dengan dinamika. Namun saya tidak akan kaget jika kontribusinya bisa mencapai 40 sampai 45 persen [dari total konsumsi] dan ini akan sangat bergantung dengan banyak faktor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper