Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tok! OPEC Putuskan Genjot Produksi Minyak di Juli

OPEC akan terus maju dengan peningkatan produksi sebesar 841.000 barel per hari pada Juli, menyusul kenaikan lanjutan pada Mei dan Juni.
Logo Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) di kantor pusat di Vienna, 10 Jun 2014. /reuters
Logo Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) di kantor pusat di Vienna, 10 Jun 2014. /reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi negara penghasil minyak OPEC dan sekutunya telah menghabiskan lebih dari satu tahun menyelamatkan harga minyak dari posisi terendah dalam sejarah dan menambahkan pasokan dengan hati-hati.

Namun, sekarang ceritanya bergeser seiring dengan pasar minyak menuju defisit pasokan. Membiarkan pasar terlalu panas berisiko merusak pemulihan. Tetapi kartel juga harus mengelola risiko ganda dari pasokan Iran yang kembali online dan kebangkitan virus Covid-19 dan variannya.

“Covid-19 adalah musuh yang terus-menerus dan tidak dapat diprediksi, dan mutasi ganas tetap menjadi ancaman,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo.

Alhasil, OPEC akan terus maju dengan peningkatan produksi sebesar 841.000 barel per hari pada Juli, menyusul kenaikan lanjutan pada Mei dan Juni, kata para delegasi setelah pertemuan yang berlangsung kurang dari 30 menit. Pertemuan negara-negara produsen minyak tersebut menjadi salah satu pertemuan terpendek dalam sejarah.

Setelah Juli 2021, OPEC+ dijadwalkan untuk menahan produksi hingga April 2022. Keputusan ini berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani setahun lalu untuk menyelamatkan produsen dari perang harga yang pahit.

Kesepakatan yang dapat dinegosiasikan ulang - dan akan ada tekanan untuk melakukannya karena permintaan terus pulih - ini memberikan posisi mundur bagi OPEC.

Pangeran Abdulaziz mengatakan bahwa dia berpegang pada persyaratan kesepakatan itu kata demi kata. Lebih lanjut, potensi kembalinya Iran ke pasar minyak internasional adalah salah satu faktor yang membebani pikiran para menteri di OPEC.

Republik Islam tersebut sedang dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang membatasi aktivitas atomnya dengan imbalan pencabutan sanksi AS. Sementara Teheran berusaha untuk menyelesaikan negosiasi sebelum pemilihan presiden pada 18 Juni, para pejabat pada hari Selasa menyarankan bahwa itu mungkin tidak terjadi sampai Agustus.

Jika kesepakatan tercapai dan Washington melonggarkan sanksi, analis memperkirakan bahwa Iran dapat meningkatkan produksi minyak mentahnya menjadi 4 juta barel per hari dari 2,4 juta selama tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper