Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi negara penghasil minyak OPEC dan sekutunya telah menghabiskan lebih dari satu tahun menyelamatkan harga minyak dari posisi terendah dalam sejarah dan menambahkan pasokan dengan hati-hati.
Namun, sekarang ceritanya bergeser seiring dengan pasar minyak menuju defisit pasokan. Membiarkan pasar terlalu panas berisiko merusak pemulihan. Tetapi kartel juga harus mengelola risiko ganda dari pasokan Iran yang kembali online dan kebangkitan virus Covid-19 dan variannya.
“Covid-19 adalah musuh yang terus-menerus dan tidak dapat diprediksi, dan mutasi ganas tetap menjadi ancaman,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo.
Alhasil, OPEC akan terus maju dengan peningkatan produksi sebesar 841.000 barel per hari pada Juli, menyusul kenaikan lanjutan pada Mei dan Juni, kata para delegasi setelah pertemuan yang berlangsung kurang dari 30 menit. Pertemuan negara-negara produsen minyak tersebut menjadi salah satu pertemuan terpendek dalam sejarah.
Setelah Juli 2021, OPEC+ dijadwalkan untuk menahan produksi hingga April 2022. Keputusan ini berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani setahun lalu untuk menyelamatkan produsen dari perang harga yang pahit.
Kesepakatan yang dapat dinegosiasikan ulang - dan akan ada tekanan untuk melakukannya karena permintaan terus pulih - ini memberikan posisi mundur bagi OPEC.
Baca Juga
Pangeran Abdulaziz mengatakan bahwa dia berpegang pada persyaratan kesepakatan itu kata demi kata. Lebih lanjut, potensi kembalinya Iran ke pasar minyak internasional adalah salah satu faktor yang membebani pikiran para menteri di OPEC.
Republik Islam tersebut sedang dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang membatasi aktivitas atomnya dengan imbalan pencabutan sanksi AS. Sementara Teheran berusaha untuk menyelesaikan negosiasi sebelum pemilihan presiden pada 18 Juni, para pejabat pada hari Selasa menyarankan bahwa itu mungkin tidak terjadi sampai Agustus.
Jika kesepakatan tercapai dan Washington melonggarkan sanksi, analis memperkirakan bahwa Iran dapat meningkatkan produksi minyak mentahnya menjadi 4 juta barel per hari dari 2,4 juta selama tahun depan.