Bisnis.com, JAKARTA - Tren bisnis berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat kian berkembang di dunia, termasuk di Indonesia.
Sebuah lembaga nirlaba yang mengampanyekan bisnis untuk kebaikan, B Lab memperkenalkan sertifikasi B Corporation (B Corp) sejak 2007.
Sertifikasi B Corp diberikan kepada perusahaan yang mampu membuktikan bahwa bisnis prosesnya mulai dari rantai pasok, sistem operasional hingga operasional bisnisnya dapat memberi dampak positif dan nilai tambah bagi masyarakat, lingkungan, pelanggan dan juga karyawan.
Priscilla Henriette mewakili B Corp Community Indonesia menjelaskan bahwa B Corp merupakan sebuah gerakan yang bertujuan menjadikan bisnis sebagai kekuatan untuk membawa dampak positif.
“Melalui B corp kita menjadi bagian dari gerakan global yang membuat kita saling mengenali satu sama lain, tidak hanya bekerja sendiri, dan bersama akan membawa dampak yang lebih besar," ujarnya, MInggu (30/5/2021).
Danone-AQUA sebagai perusahaan yang lahir dan besar di Indonesia telah menjadi salah satu perusahaan yang memperoleh sertifikasi B Corp sejak 2018.
Baca Juga
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan bahwa Danone- AQUA sebagai sebuah produk hadir untuk selalu membawa kebaikan untuk Indonesia.
"B Corp telah mendorong Danone-AQUA melakukan berbagai inisiatif terkait tata kelola perusahaan, transparansi, keberlanjutan, dan kesejahteraan karyawan. Hal ini sejalan visi kami One Planet One Health di mana kami percaya bahwa kesehatan manusia dan kesehatan bumi merupakan hal yang saling terkait.” Ungkap Karyanto.
Selain itu, dia mengatakan hal ini juga merupakan bentuk komitmen Danone Indonesia untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target pencapaian SDGs.
Menurut Karyanto, saat ini sudah ada gerakan bagaimana perusahaan tidak hanya bertanggungjawab pada shareholder tetapi juga bertanggung jawab kepada semua stakeholder.
Stakeholder tersebut lebih dari pemegang saham, yang di antaranya adalah masyarakat di sekitar pabrik beroperasi, pemerintah, lembaga penelitian atau univeritas, dan juga media.
“Sehingga sangat penting sebuah perusahaan agar tetap memberi manfaat positif kepada mereka semua," ujarnya. Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan bahwa saat ini kita sudah memasuki dekade terakhir dalam memenuhi target SDGs di tahun 2030.
Dari total 280 indikator, sekitar 52 indikator SDGs sudah mengalami kemajuan. Sisanya 18 persen indikator sudah membaik, tapi masih ada 30 persen indikator yang perlu perhatian khusus.
"Untuk mencapai visi besar tersebut, tentu saja Pemerintah tidak mungkin melakukannya sendiri. Pencapaian SDGs menjadi tanggung jawab dan pekerjaan bersama bagi seluruh pihak termasuk pemerintah, akademisi, masyarakat dan tentu saja sektor swasta," ujarnya.
Karena itu, tren praktik usaha yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan memperhatikan tidak hanya aspek ekonomi, tapi juga aspek sosial dan lingkungan menjadi semakin relevan untuk menjawab tantangan yang kita hadapi saat ini.