Bisnis.com, JAKARTA – Tropical Forest Alliance (TFA) menilai bahwa sebagian besar program deforestasi nasional sudah tercapai berkat andil swasta dan kebijakan pemerintah.
Rizal Algamar, Direktur TFA Southeast Asia, mengungkapkan Indonesia sudah berhasil melakukan penurunan deforestasi hingga 75 persen hingga saat ini.
“Ini dekade yang sangat penting untuk deforestasi. Ini cukup signifikan. Dukung kampanye positif agar tetap teguh tekad untuk melakukan transformasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (20/5/2021).
Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada acara puncak Perubahan iklim 22 April lalu menyatakan bahwa Indonesia telah menurunkan laju deforestasi dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Selaras dengan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Menteri LHK bahwa deforestasi di Indonesia pada periode 2019/2020 telah terjadi penurunan sebesar 75,03 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Menurutnya, fakta tersebut membuktikan bahwa peran sektor swasta semakin signifikan dengan mendapat dukungan kebijakan pemerintah yang sangat progresif.
Rizal menjelaskan, TFA kini beranggota lebih dari 170 mitra aliansi, termasuk perusahaan, pemerintah, masyarakat sipil, masyarakat adat, komunitas lokal, dan organisasi internasional, bekerja sama melalui Forest Positive Collective Action untuk memajukan transisi dunia ke rantai pasokan komoditas bebas deforestasi.
TFA, lanjutnya, diinisiasi untuk mendukung Consumer Goods Forum perusahaan yang mau berkomitmen untuk mencapai nol deforestasi bersih pada 2020. Saat ini, misi TFA adalah menjadi katalisator kekuatan aksi kolektif dan mengkatalisasi kepemimpinan dalam mendorong transisi dunia menuju rantai pasokan bebas deforestasi, serta memastikan masa depan yang positif bagi hutan.
“TFA merupakan platform kemitraan multistakeholder untuk mendukung implementasi komitmen sektor swasta dalam menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan minyak sawit, daging sapi, kedelai, dan pulp atau kertas,” jelasnya.
TFA mencakup beberapa peran khusus, yakni pertama mendorong dan memfasilitasi tindakan para pemimpin sektor swasta untuk mendorong perubahan dalam rantai pasokan, keuangan, dan lainnya.
Kedua, mengadakan koalisi tindakan publik-swasta, di negara produsen dan konsumen utama untuk mendorong dampak nyata dalam upaya menciptakan ruang, memperdalam pemahaman, dan membangun kepercayaan.
Ketiga, menyalurkan solusi spesifik untuk memajukan tindakan nyata. Keempat, menginspirasi perubahan dengan menekankan perlunya lebih banyak forest positive dan aksi kolektif.
Deforestasi, menurutnya, yang dipicu oleh komoditas telah menunjukkan penurunan yang signifikan di Indonesia. Lebih dari satu dekade, Indonesia telah menunjukkan gerakan positif dalam produksi komoditas yang berkelanjutan dan mengarahkan produksi tersebut ke dalam rencana pembangunan daerah menuju Pembangunan Rendah Karbon Indonesia.
Menurut studi yang dibuat bersama antara TFA dan Daemeter Consultant, bukti kemajuan sangat jelas ditunjukkan di berbagai bidang (inklusi petani kecil, pertumbuhan perdagangan berkelanjutan, transisi ke minyak sawit berkelanjutan, platform informasi bersama) yang didorong oleh komitmen individu dan kolektif dari rantai pasokan dan dukungan dari mitra pembangunan dengan kdukungan dari Pemerintah terhadap tindakan kolektif.
TFA berupaya mempercepat perubahan transformasional dan membangun apa yang telah dipelajari oleh masyarakat dari aksi dekade terakhir.
“Kita bisa mencapai lebih banyak bersama-sama, melalui aksi kolektif forest-positive. Bersama-sama, kita bergerak ke arah perubahan bertahap menuju perubahan transformasional untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan, di mana masyarakat dan hutan tumbuh subur.”
Agenda aksi kolektif forest-positive memetakan kerangka kerja dan menyusun prioritas yang mendesak terkait dengan apa yang harus kita capai bersama di periode pasca 2020 dalam upaya mencapai rantai pasokan bebas deforestasi. “Melalui aksi ini, kami berusaha memetakan peran masing-masing agar mencapai tujuan membentuk tindakan kolektif dan kolaborasi yang akan diperlukan,” tegas Rizal.
TFA, katanya, mengadakan media gathering guna memperkenalkan aksi kolektif sebagai langkah menuju Forest Positive Future dan Investasi berkelanjutan di Indonesia, Jumat (30/4/2021).
Media gathering ini diadakan untuk memperkenalkan Tropical Forest Alliance (TFA). Adapun tujuan dari media briefing adalah mengangkat narasi yang positif tentang hutan tropis melalui kekuatan aksi kolektif para non-state actor (nsa), selaku mitra TFA, dalam upayanya menghasilkan rantai pasok yang berkelanjutan menuju Forest Positive Future di tingkat lokal, nasional, regional dan global.
TFA adalah sebuah serambi kemitraan netral para pihak, meliputi pemerintah, swasta dan masyarakat sipil yang diprakarsai oleh Consumer Goods Forum (CGF) pada 2015.
Fitrian Ardiansyah, Regional Steering Committee Member South East Asia TFA, menambahkan bahwa masalah insentif merupakan tantangan terkait dengan sustainabilibity. Banyak yang memerlukan additional finansial. Investor masuk tidak hanya menyangkut uang tetapi juga terkait return lingkungan.
“Kami berharap satu dua tahun ke depan bisa melihat hasilnya. Komoditas, misalnya karet sudah ada manfaat untuk petani, tidak hanya karet tetapi juga bisa menanam sayuran,” ujarnya.