Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Kerja Keras Ekonomi RI Bisa 6,3 Persen di Kuartal II/2021

Jika pemerintah tidak melakukan usaha keras dan dibandingkan dengan realisasi kuartal II/2020, maka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 mencapai 6,3 persen.
Sesmenko Perekonomian Susiwijono memberi keterangan kepada wartawan terkait gempa bumi di Situbondo di area penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Sesmenko Perekonomian Susiwijono memberi keterangan kepada wartawan terkait gempa bumi di Situbondo di area penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali positif setelah terus berada di zona negatif dalam 4 kuartal terakhir. Produk domestik bruto di kuartal II/2021 diprediksi bisa melewati 7 persen.

Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa zona terdalam ekonomi berada di kuartal II/2020 yaitu minus 5,32 persen.

Apabila dilihat berdasarkan harga konstan, kuartal I/2021 sebesar Rp2.683 triliun. Sedangkan pada kuartal II/2020 Rp2.589 triliun.

“Di kuartal I/2021 saja sudah mencapai Rp2.683 triliun, siklusnya di kuartal II/2021 dan kuartal III/2021 akan lebih tinggi lagi,” katanya saat bincang-bincang dengan wartawan melalui virtual, Senin (17/5/2021).

Mengacu pada realisasi tersebut, Susi menjelaskan bahwa tidak mungkin pada kuartal II/2021 harga konstan di bawah Rp2.683 triliun atau capaian pada kuartal I/2021.

Oleh karena itu, jika pemerintah tidak melakukan usaha keras dan dibandingkan dengan realisasi kuartal II/2020, maka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 mencapai 6,3 persen.

Itulah yang mendasari pemerintah optimistis ekonomi akan berada di jalur positif pada tiga bulanan selanjutnya.

“Plus effort yang sekarang kami lakukan sudah banyak sekali yakni insentif fiskal, mendorong spending, dan semuanya, maka insyallah kami yakin lebih tinggi dari normal 2019. Artinya kita hitung ada kemungkinan di kisaran 7 persen atau lebih,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper