Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Lebaran 2021 Lebih Baik, Stimulus Pemerintah Masih Dibutuhkan?

Daya beli masyarakat pada Lebaran 2021 lebih baik dibandingkan tahun lalu. Apakah stimulus atau program pemulihan ekonomi nasional (PEN) masih dibutuhkan?
Sejumlah warga berbelanja pakaian di Blok B Pusat Grosir Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (2/5/2021). Gubernur DKI Anies Baswedan mengakui adanya lonjakan pengunjung di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut, dari sekitar 35.000 pengunjung pada hari biasa menjadi sekitar 87.000 orang pada akhir pekan ini sehingga pihaknya menyiagakan sekitar 750 petugas untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.rn
Sejumlah warga berbelanja pakaian di Blok B Pusat Grosir Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (2/5/2021). Gubernur DKI Anies Baswedan mengakui adanya lonjakan pengunjung di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut, dari sekitar 35.000 pengunjung pada hari biasa menjadi sekitar 87.000 orang pada akhir pekan ini sehingga pihaknya menyiagakan sekitar 750 petugas untuk menjaga kedisiplinan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.rn

Bisnis.com, JAKARTA -- Daya beli masyarakat pada periode Lebaran 2021 dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu. Beragam indikasi pendukung terlihat dari indeks kepercayaan konsumen yang mengalami perbaikan setidaknya dalam dua bulan terakhir.

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan perbaikan kepercayaan konsumen tersebut merupakan salah satu dampak dari pemberian tunjangan hari raya (THR), baik untuk pekerja swasta maupun pemerintah.

“Aktivitas ekonomi juga sudah kembali bergeliat, hal ini bisa dilihat dari google mobility indeks yang mengalami perbaikan. Beberapa indikator di atas erat kaiatannya dengan konsumsi masyarakat dan seperti kita tahu bahwa konsumsi rumah tangga akan berpengaruh terhadap kinerja ekonomi,” katanya saat dihubungi, Minggu (6/5/2021).

Yusuf menjelaskan perbaikan kinerja konsumsi akan memberikan tren yang positif pada pada kuartal II/2021. Meski begitu, periode selanjutnya akan dipengaruhi oleh beberapa hal.

Pertama, bagaimana kelanjutan penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah, seperti vaksinasi hingga pelacakan kasus. Pemerintah harus tetap waspada karena beberapa negara sedang dilanda gelombang lanjutan atau gelombang kedua Covid-19.

Kebijakan penyaluran bantuan pemerintah, seperti dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan belanja pemerintah sebagai stimulus kepada masyarakat harus tepat sasaran dan efektif..

“Hal lain yang juga tidak kalah bagaimana kebijakan pemerintah yang merangsang penciptaan lapangan kerja. Karena hal ini ada kaitannya dengan proses daya beli masyarakat,” jelasnya.

Untuk kuartal selanjutnya, terang Yusuf, pemicu daya beli akan dipengaruhi kombinasi antara bantuan sosial dan PEN serta kebijakan penciptaan lapangan kerja oleh pemerintah.

“Misalnya dalam memgundang realisasi investasi di dalam negeri ataupun kebijakan insentif atau penanggulangan pandemi dalam memicu penciptaan lapangan kerja,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper