Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan kekhawatiran lonjakan kasus harian Covid-19 paska lebaran bisa saja terjadi.
Indikatornya penyekatan mudik terbilang kurang efektif ketika 1,2 juta pemudik tetap bepergian keluar jabodetabek. Sementara 61 persen pemudik yang dilakukan random test terbukti positif covid19.
"Masuknya TKA dari China juga turut menurunkan kepercayaan publik terhadap upaya mencegah mobilitas selama lebaran. Lonjakan kasus paska lebaran akhirnya bisa memicu terjadinya kebijakan pembatasan mobilitas kembali yang lebih ketat," katanya kepada Bisnis, Rabu (12/5/2021).
Bhima menyebut pelaku usaha yang sebelumnya sudah dalam track optimisme pemulihan ekonomi disarankan lakukan antisipasi paska lebaran. Misalnya menghitung kembali kecukupan stok bahan baku di gudang, hingga perhatikan kelancaran pembayaran pinjaman.
Sementara bagi pemerintah disarankan untuk segera tambah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di titik yang rawan khususnya area Jabodetabek selama arus balik.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani sebelumnya mengatakan periode lalu peningkatan produksi telah dilakukan sejumlah pabrikan dan akan terus mengimbangi permintaan yang ada saat ini. Hal itu untuk memaksimalkan pendapatan perusahaan yang selama ini tertekan dan mengantisipasi kelangkaan pasar.
Kondisi manufaktur yang ekspansif sepanjang awal tahun ini pun diharapakan dapat terus terjaga.
"Kami harap bisa bertahan sekuat ini pasca Lebaran kalau pengendalian pandemi terus positif dan kebijakan pemerintah juga suportif terhadap pemulihan kinerja usaha dan konsumsi," ujarnya.