Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilau Nikel Indonesia, Produksinya Sempat Kalahkan China

Tren kendaraan listrik secara global akan meningkatkan permintaan nikel. Dalam hal ini Indonesia akan diuntungkan asalkan memiliki rencana yang baik dalam mengembangkan rantai pasokan.
Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). /Antara Foto-Jojon
Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk. di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). /Antara Foto-Jojon

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia disebut sebagai negara yang memiliki sumber daya nikel yang besar di dunia. Banyaknya potensi itu membuat nikel Indonesia semakin diburu seiring dengan tumbuhnya industri mobil listrik.

Sekjen Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengatakan nikel menjadi komponen penting dalam pembuatan baterai lithium yang digunakan sejumlah perangkat elektronik seperti laptop dan ponsel. 

Kebangkitan industri kendaraan listrik global dinilai akan berdampak signifikan pada penambangan dan pemurnian nikel.

"Jelas bahwa penggunaan nikel akan terus tumbuh dan pertumbuhan ini hanya dapat dipertahankan melalui pengembangan rantai pasokan pertambangan yang kuat dan berkelanjutan," katanya dalam webinar Battery Electric Vehicles Outlook, Kamis, (06/05/2021).

Dia menjelaskan, berdasarkan data Shanghai Metal Market, total produksi nikel Indonesia sepanjang semester I/2020 adalah sebesar 254.200 metrik ton nikel, sedangkan produksi China hanya sebesar 249.900 metrik ton nikel.

Adapun, total jumlah produksi Indonesia tersebut menguasai 27 persen pasar global. Untuk itu, dengan besarnya jumlah itu maka pemerintah perlu membuat kebijakan guna memanfaat potensi sumber daya yang ada.

Meidy mengatakan, penerapan ekspor nikel dapat berdampak baik untuk meningkatkan peluang nilai tambah produk nikel di dalam negeri dan memperkuat industri smelter lokal.

"Kami memahami penerapan larangan ekspor bijih nikel pada awal 2020 dan Omnibus Law yang baru saja diberlakukan telah mengganggu pasokan logam global. Oleh karena itu, akan menarik lebih banyak investasi dalam proyek-proyek hilir dan selanjutnya mendorong sumber-sumber baru pasokan nikel global," jelasnya.

Adapun sejauh ini sejumlah perusahaan besar telah menanamkan investasi terkait industri kendaraan listrik. Pada akhir tahun lalu LG menyuntik US$9,8 miliar ke Tanah Air untuk mendirikan pabrik baterai. 

Hal itu seiring dengan komitmen sejumlah perusahaan otomotif global yang memiliki pabrik di Tanah Air untuk produksi mobil listrik di Indonesia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper