Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia masih mengalami resesi setelah realisasi produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2021 sebesar minus 0,74 persen.
Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ekonomi secara keseluruhan akan tumbuh yang dimulai dari kuartal II/2021.
“Keberhasilan reformasi struktural akan menjadi faktor pendongkrak ekonomi dalam jangka menengah,” katanya pada konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021).
Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah optimistis pada kuartal II/2021 ekonomi akan tumbuh berkisar 6,9 persen sampai 7,8 persen. Apabila melihat PDB berdasarkan harga konstan, realisasi pada kuartal II/2020 relatif rendah, yaitu hanya Rp2.589,8 triliun.
Padahal, kuartal sebelumnya Rp2.703,1 triliun. Sementara itu, PDB harga konstan untuk kuartal I/2021 sebesar Rp2.703 triliun.
“Apabila PDB harga konstan kita [pada kuartal II/2021] sama dengan di triwulan I/2021, maka dia sudah melompat 5,62 persen. Oleh karena itu, pemerintah confident angka 6,9 persen atau 7 persen bisa tercapai di triwulan II/2021,” jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan komponennya, realisasi PDB pada kuartal I/2021 yang mengalami kontraksi adalah konsumsi rumah tangga minus 2,23 persen, konsumsi LNPRT minus 4,53 persen, dan investasi minus 0,23 persen. Sedangkan yang tumbuh yaitu konsumsi pemerintah 2,96 persen, ekspor 6,74 persen, dan impor 5,27 persen.
Untuk kuartal II/2021, pemerintah memproyeksikan semua komponen tumbuh. Konsumsi rumah tangga naik 6,9 sampai 7,9 persen, konsumsi LNPRT 5 persen sampai 5,5 persen, konsumsi pemerintah 7,6 persen sampai 7,9 persen, investasi 6,4 persen sampai 8,3 persen, ekspor 10,5 persen sampai 12 persen, dan impor 9,5 persen sampai 14 persen.