Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Senior Narasi Institute Fadhil Hasan memperkirakan petumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini masih akan mengalami kontraksi pada kisaran -1,5 persen hingga -0,5 persen.
Salah satu indikator yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi adalah kinerja penyaluran kredit perbankan yang pada Maret 2021 masih mengalami penurunan -3,7 persen secara tahunan.
"Negatifnya pertumbuhan kredit sampai Maret 2021 menjadi sinyal ekonimi kuartal I masih lemah," katanya dalam video conference, Jumat (30/4/2021).
Adapun, penyebab masih negatifnya pertumbuhan kredit adalah masih besarnya risiko kredit di berbagai sektor meski kredit di beberapa sektor usaha sudah mulai menunjukkan pemulihan pada awal 2021.
Salah satu kredit yang meningkat positif adalah kinerja kredit pemilikan rumah (KPR). Bank Indonesia mencatat KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) pada Maret 2021 mencapai Rp528,4 triliun, meningkat 4,2 persen secara tahunan.
Kendati demikian, Fadhil mengatakan selama optimisme pelaku usaha untuk mulai ekspansi masih rendah, kinerja kredit investasi kemungkinan akan tetap terbatas.
Baca Juga
Oleh karena itu, Fadhil menilai untuk memastikan ekonomi berkelanjutan, maka perlu dipastikan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) berjalan efektif dan efisien.
"Program PEN sangat krusial sebagai instrumen utama pemerintah untuk menjaga konsumsi rumah tangga dan keberlangsungan aktivitas usaha, pemerintah harus serius sekali," jelasnya.