Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengatur jalan tol menyatakan bahwa kehadiran jalan tol Cileunyi—Sumedang—Dawuan (Cisumdawu) akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan tol Cisumdawu memiliki economic internal rate of return (EIRR) sebesar 21,29 persen. Dengan kata lain, jalan tol tersebut dapat meningkatkan perekonomian daerah yang dilalui hingga 21 persen.
"Hal ini akan semakin membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat dan mendukung peningkatan UMKM di wilayah tersebut," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/4/2021).
BPJT mendata perkembangan pembebasan jalan tol sepanjang 60,1 kilometer dibangun oleh dua pihak, yakni pemerintah (seksi I dan seksi II) dan PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) (seksi III—VI). Pembebasan lahan oleh pemerintah telah mencapai 94 persen, sedangkan oleh CKJT baru mencapai 59,67 persen.
Biaya pembebasan lahan jalan tol tersebut belum diperkirakan. Namun, nilai investasi yang dibenamkan mencapai Rp8,41 triliun, sedangkan biaya konstruksinya sekitar Rp5,58 triliun.
Mekanisme pembebasan lahan dinilai sudah dilaksanakan sesuai prosedur. Adapun, akan dilakukan konsinyasi atau titip uang ganti rugi di pengadilan jika tidak terjadi kesepakatan harga.
Kementerian PUPR mencatat konstruksi Seksi I Cileunyi—Rancakalong sepanjang 11,45 km konstruksinya mencapai 71,59 persen dengan progres pembebasan lahan 97,74 persen. Sementara itu, progres konstruksi Seksi II Rancakalong—Sumedang sepanjang 17,35 km telah mencapai 91,13 persen dengan capaian pembebasan lahan 95,93 persen.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono telah meminta agar seluruh pihak terus berkoordinasi dan berupaya keras untuk mempercepat pembebasan lahan sehingga penyelesaian tol Cisumdawu sesuai target akhir 2021.
Oleh karena itu, Basuki berujar akan terus meningkatkan koordinasi dengan beberapa pihak, seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sumedang, Badan Pertanahan Nasional (BPN), kepolisian daerah, dan Kejaksaan Tinggi
"Masalah pembebasan lahan ini saya minta dikeroyok agar konstruksinya bisa cepat bergerak karena konstruksi hanya dapat berjalan cepat jika lahan sudah tersedia," katanya.
Adapun, konstruksi Seksi 3 Sumedang—Cimalaka sepanjang 4,05 km telah rampung. Kemudian, pembangunan Seksi 4 Cimalaka—Legok sepanjang 8,20 km dan Seksi 5 Legok—Ujungjaya sepanjang 14,9 km saat ini telah dimulai pekerjaan site clearing dengan progres lahan masing—masing 39,71 persen dan 38.00 persen.
"Berdasarkan laporan, pada April lahan sudah bisa 70 persen untuk Seksi 4 sehingga konstruksi kita minta Mei sudah bisa bergerak," kata Basuki.