Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam mengaku terpaksa menyesuaikan tarif perjalanan demi menutupi kerugian yang ditimbulkan akibat adanya pelarangan mudik 6-17 Mei 2021.
Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan kebijakan peniadaan mudik tentu membuat industri tersebut mengalami penurunan penumpang. Padahal bila kondisi normal, momen mudik merupakan waktu yang dinanti lantaran perusahaan dapat memanen penumpang.
"Tentu ada penyesuaian harga [tiket], namun kami juga mengikuti kondisi pasar," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (27/4/2021).
Selain menetapkan periode pelarangan mudik 6-17 Mei 2021, dia juga sangat menyayangkan adanya pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) selama H-14 peniadaan mudik (22 April–5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18–24 Mei 2021).
Menurutnya, kebijakan tersebut hanya akan memberikan ketidakpastian bagi pengusaha transportasi dan masyarakat yang perlu bepergian. Padahal, belum tentu yang pergi itu bertujuan mudik.
Bukan itu saja, peniadaan mudik juga berdampak besar terhadap bisnis transportasi khususnya angkutan penumpang. Biasanya, ujar Steven, bus dapat beroperasi mengangkut penumpang hingga pekan ketiga Ramadan.
Baca Juga
"Dampaknya tentu besar. Bagi kami sendiri, di bulan puasa ini biasanya penumpang drop hingga minggu ketiga. Tapi pengumuman ini akan membuat masyarakat juga takut bepergian, artinya bisa jadi mereka pelaku ekonomi yang tidak mudik, tapi tidak jadi pergi karena simpang siurnya keputusan pemerintah," ujarnya.
Meski begitu, dia menegaskan akan membantu menyaring dan memastikan calon penumpang yang akan bepergian tidak dengan tujuan untuk mudik, terutama di periode peniadaan mudik 6-17 Mei 2021.
"Dari kami, agen-agen kami turut menyaring penumpang, dipastikan tidak bertujuan mudik pada masa 6-17 Mei. Kami juga turut memberitahu syarat-syarat perjalanan," imbuhnya.