Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inovasi Dalam Negeri Digalakkan, Tren Impor Bahan Clay Melandai

Upaya yang dilakukan untuk menekan impor yakni kerja sama antara Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand Industri) Banjarbaru (BRSBB) PT Sinar Nusantara Industries (SNI).
Peserta Diklat 3 in 1 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian dengan 7 BDI se-Indonesia, Rabu, (24/3/2021)./Istimewa
Peserta Diklat 3 in 1 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian dengan 7 BDI se-Indonesia, Rabu, (24/3/2021)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mencatat nilai impor bahan clay terus mengalami tren penurunan.

Pada 2018, total impor clay dari seluruh negara sebesar 81.427 ton atau senilai US$40,9 juta, turun menjadi 74.758 ton atau senilai US$42 juta pada 2019. Kemudian pada tahun lalu kembali turun menjadi 56.195 ton menjadi US$22,6 juta.

Kemenperin pun memproyeksi substitusi clay impor dengan clay lokal akan membawa penurunan nilai impor sebesar US$579.104 atau setara Rp8,37 miliar per tahun.

Salah satu upaya yang sudah dilakukan untuk menekan impor yakni kerja sama antara Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand Industri) Banjarbaru (BRSBB) PT Sinar Nusantara Industries (SNI) melalui program magang industri dan layanan jasa optimalisasi teknologi industri. 

Hasil kerja sama tersebut berhasil menyediakan substitusi pemenuhan bahan baku dari clay impor dengan clay lokal (kaolin) dari Pulau Belitung yang diterapkan pada produksi lembaran rata kalsium silikat. 

Kepala BRSBB Budi Setiawan mengatakan kolaborasi BRSBB dengan PT SNI ini telah berlangsung sejak 2018. Menurutnya nilai subtitusi impor ke depan tersebut merupakan kebutuhan clay dari pabrik PT SNI di Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan yang mencapai 1.440 ton per tahunnya.

“Percobaan pertama aplikasi clay impor dengan clay lokal pada lembaran rata kalsium silikat dilaksanakan pada skala laboratorium di BRSBB. Setelah itu, kemudian diujicobakan pada skala penuh di lini produksi PT SNI dan mendapatkan hasil yang memuaskan,” katanya dikutip, Senin (26/4/2021).

Menurut Budi, berdasarkan hasil pengujian, kualitas lembaran rata kalsium silikat dari bahan baku clay lokal sudah kompetitif dengan produk serupa yang terbuat dari bahan baku impor. Hal itu juga sudah teruji dengan parameter sifat fisika, sifat mekanika, bentuk dan sifat tampak, serta uji ketahanan panas atau hujan.

Sementara itu, kaolin merupakan mineral tanah liat yang penting digunakan di sektor industri. Kegunaan lembaran rata kalsium silikat sendiri sebagai komponen bahan bangunan meliputi dinding, partisi, plafon, listplank, lantai ataupun penggunaan lainnya baik di dalam maupun di luar ruangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper