Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Gotong Royong, Bio Farma Prioritaskan Sinopharm  

Sampai dengan masa pengumpulan data tahap dua yang sudah ditutup akhir Maret lalu, terdapat 17.386 perusahaan dan 8.6 juta peserta.
Vaksinasi warga lanjut usia (lansia) di Jakarta Utara./Antararn
Vaksinasi warga lanjut usia (lansia) di Jakarta Utara./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bio Farma memprioritaskan vaksin produksi Sinopharm sebagai vaksin yang akan diimpor untuk mendukung program Vaksinasi Gotong Royong yang diharapkan bisa terlaksana pada Mei 2021. 

Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan perusahaan selaku importir tunggal di Tanah Air sedang berupaya keras mendatangkan vaksin Covid-19 untuk program Vaksinasi Gotong Royong.

"Kedatangan vaksin untuk Gotong Royong masih dinamis. Kami terus upayakan yang terbaik dengan best effort untuk mendatangkan vaksin tersebut sesegera mungkin," ujarnya, Minggu (25/4/2021).

Kendati demikian, Bio Farma tidak menutup kemungkinan vaksin untuk program tersebut bisa didatangkan ke Tanah Air telat dari jadwal yang sudah disusun, yakni pekan keempat April 2021.

Bambang menambahkan jika negosiasi untuk mendatangkan vaksin tidak memungkinkan untuk dilanjutkan dengan proses realisasi pada April, maka mau tidak mau kedatangan vaksin untuk program Vaksinasi Gotong Royong harus diundur Mei 2021.

Dengan kata lain, pelaksanaan program yang disebut dijadwalkan pada Mei 2021 harus kembali batal dan dilakukan pengunduran untuk kedua kalinya setelah target pada Maret lalu gagal terealisasi.

"Jika tidak berhasil diimpor pada akhir April [2021], akan diundur ke Mei [2021]. Saat ini, vaksin yang sedang diupayakan pertama adalah dari Sinopharm," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pekan ini vaksin produksi Sinopharm dijadwalkan telah diimpor oleh PT Bio Farma (Persero). Total vaksin yang rencananya didatangkan sebanyak 15 juta dosis dari Sinopharm dan 3 juta dari Sputnik V, dengan target 20 juta peserta.

Target peserta dari program tersebut pun sebanyak 20 juta orang. Adapun, sampai dengan masa pengumpulan data tahap dua yang sudah ditutup akhir Maret lalu, terdapat 17.386 perusahaan dan 8.6 juta peserta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper