Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha meyakini efek positif program Vaksinasi Gotong Royong bisa terlihat pada awal atau pertengahan kuartal III/2021. Dengan catatan, pelaksanaan program tersebut bisa tersedia sebelum akhir kuartal II/2021.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani mengatakan setelah tahap pertama Vaksinasi Gotong Royong, normalisasi kegiatan usaha dan peningkatan kinerja perusahaan bisa berlangsung lebih cepat.
"Sehingga kinerja perusahaan bisa lebih cepat pulih dan lebih cepat merespons ketika pemulihan permintaan terjadi," ujarnya, Minggu (25/4/2021).
Namun, tambahnya, program Vaksinasi Gotong Royong sendiri baru akan berjalan Mei mendatang. Dengan demikian, secara realistis baru akan diketahui seberapa jauh efek positif program tersebut setelah program dilaksanakan.
Dia menambahkan jika mengacu pada program vaksin pemerintah, perusahaan dan sektor yang diuntungkan dari Vaksinasi Gotong Royong akan tergantung pada seberapa banyak pekerja dan perusahaan di sektor tersebut yang mengikuti program vaksinasi.
Adapun, perusahaan yang terdaftar dalam program Vaksinasi Gotong Royong berasal dari berbagai sektor dan skala usaha. Jadi, kata Shinta, pada dasarnya efek positif dari program tersebut bisa terjadi di semua sektor dan skala usaha.
Sampai dengan tahap kedua pengumpulan perusahaan peserta program pada akhir Maret 2021, terdapat 17.386 perusahaan dan 8.6 juta peserta yang terdaftar sebagai calon penerima injeksi vaksin dalam program Vaksinasi Gotong Royong.
"Namun, ini bukan berarti kinerja sektor riil akan langsung melesat setelah Vaksinasi Gotong Royong karena kinerja sektor riil tergantung juga dengan demand pasar. Setidaknya, setelah tahap pertama vaksinasi dilakukan, normalisasi kegiatan usaha dan peningkatan kinerja di perusahaan bisa lebih cepat dan lebih mudah," ujarnya.
Pekan ini, vaksin produksi Sinopharm dijadwalkan telah diimpor oleh PT Bio Farma (Persero). Total vaksin yang rencananya akan didatangkan sebanyak 15 juta dosis dari Sinopharm dan 3 juta dari Sputnik V, dengan target 20 juta peserta.