Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawa Kabur Aset Nasabah Rp29 Triliun, Turki Buru Bos Bursa Kripto

Kementerian Kehakiman Turki diketahui sedang mengajukan red notice di mana Interpol akan membantu menangkap dan memulangkan CEO Thodex Faruk Fatih Ozer dari Albania ke Turki.
Cryptocurrency/Istimewa
Cryptocurrency/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa kripto Turki terhenti dan CEO-nya dilaporkan hilang, membuat ribuan investor khawatir dana mereka telah dicuri.

Dilansir melalui Bloomberg, Sabtu (24/4/2021), Turki meluncurkan perburuan internasional untuk pendiri salah satu bursa kripto, utamanya setelah dia berhenti membayar klien dan melarikan diri dari negara itu.

Kementerian Kehakiman Turki diketahui sedang mengajukan red notice di mana Interpol akan membantu menemukan, untuk sementara waktu menangkap dan memulangkan Chief Executive Officer Thodex Faruk Fatih Ozer dari Albania ke Turki, menurut laporan Anadolu Agency.

Polisi Turki telah menahan 62 orang di 8 kota termasuk Istanbul, tempat Thodex bermarkas, sementara 16 lainnya masih buron.

Dalam sebuah pernyataan dari lokasi yang tidak diketahui pada Kamis (22/4/2021), Ozer berjanji untuk membayar investor dan kembali ke Turki untuk menghadapi konsekuensi di kemudian hari. Pemerintah memblokir rekening perusahaan dan polisi menggerebek kantor pusatnya di Istanbul.

Kerugian ditaksir mencapai US$2 miliar, menurut surat kabar Haberturk, dan pengacara para korban mengatakan uang yang diinvestasikan oleh sekitar 390.000 pengguna aktif kini tidak dapat ditarik.

Kedua angka tersebut telah dibantah oleh Ozer. Melalui pernyataan resmi yang diunggah pada web perusahaan dia mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 30.000 pengguna yang terdampak.

Thodex adalah bagian dari tren kripto yang telah menarik banyak perhatian orang Turki yang berusaha melindungi tabungan mereka dari inflasi yang merajalela dan mata uang yang tidak stabil.

Inflasi Turki mencapai 16,2 persen pada Maret, lebih dari tiga kali lipat dari target bank sentral sebesar 5 persen. Lira Turki melemah 10 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini, kerugiannya yang kesembilan tahun berturut-turut.

Menurut CNBC, Bank Sentral Turki baru-baru ini melarang penggunaan mata uang kripto untuk transaksi barang dan jasa.

Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menyerukan penyesuaian regulasi dan memperingatkan skema piramida yang dapat muncul di pasar kripto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper