Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara. Bahkan, ekonom senior ini menyerukan kepada publik untuk melakukan boikot.
"Kalau kita mau sama-sama, boikot bank-bank yang membiayai batu bara, kan alternatifnya banyak," kata Faisal dalam diskusi Trend Asia Insight Hub pada Selasa, (20/4/2021).
Faisal juga mendorong agar ada kampanye tertentu yang menunjukkan ke publik daftar bank yang masih membiayai batu bara.
"Mudah-mudahan mereka tergerak, jadi harus diancam juga," kata dia.
Seruan ini disampaikan Faisal saat membahas tren investasi dunia yang beralih ke energi bersih alias Green Finance, ketimbang energi konvensional semacam batu bara yang memicu global warming.
Faisal kemudian mencontohkan sebuah studi yang dilakukan terhadap investor berumur 25 sampai 39 tahun di Amerika Serikat.
Baca Juga
Hasilnya, 34 persen dari mereka menempatkan global warming sebagai isu terbesar. Baru di bawahnya isu sustainability dan pengendalian senjata.
"Mereka sadar masa depan mereka terancam kalau global warming tidak dikendalikan," kata dia.
Beberapa perbankan global juga sudah mengumumkan untuk tidak lagi membiayai proyek batu bara, seperti PLTU. Salah satunya yaitu The Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mengumumkan kebijakan tersebut pada 24 April 2020.
Pernyataan JBIC ini keluar setelah sebelumnya dua raksasa pembiayaan dari Jepang juga mengumumkan hal yang sama. Keduanya yaitu Mizuho dan Japan’s Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG).
Faisal pun kemudian juga menyinggung kasus keluarnya Mitsubishi Corp dari Vietnam karena urusan PLTU batu bara ini.
Seperti diketahui, Mitsubishi keluar dari proyek pembangkit batu bara Vinh Tan 3 di Vietnam.
Untuk itulah, Faisal Basri menyatakan dirinya siap untuk mengkampanyekan boikot ini. "Supaya mereka [perbankan] merasa, oh ini ada ancaman, ini tidak sembarangan. kami harus berubah," katanya.