Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Gucci Terkerek Seiring Kembalinya Gaya Hidup Mewah

Kering SA, grup yang membawahi Gucci, mencatat penjualan brand itu melonjak 25 persen menjadi 2,17 miliar euro (US$2,61 miliar), melampaui prediksi analis sebesar 19 persen. Gucci mewakili 56 persen dari total pendapatan grup.
Gucci dikecam karena menjual Indy Full Turban yang bentuknya serupa dengan turban yang dipakai oleh penganut agama Sikh./Istimewa
Gucci dikecam karena menjual Indy Full Turban yang bentuknya serupa dengan turban yang dipakai oleh penganut agama Sikh./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Gucci pulih pada kuartal pertama tahun ini, menandakan pemulihan merek mewah setelah daya tarik fesyen flamboyannya memudar tahun lalu.

Menurut Kering SA, grup yang membawahi Gucci, penjualan brand itu melonjak 25 persen menjadi 2,17 miliar euro (US$2,61 miliar), melampaui prediksi analis sebesar 19 persen. Gucci mewakili 56 persen dari total pendapatan grup.

Gucci, yang menandai ulang tahunnya yang ke-100 tahun ini, lebih menderita pada 2020 daripada beberapa rekan fesyennya. Pembeli menilai estetika maksimalis merek mewah itu tidak sejalan dengan suasana hati selama pandemi.

Chief Financial Officer Jean-Marc Duplaix mengakui Kering juga kurang berinvestasi dalam pemasaran dan peluncuran produk Gucci tahun lalu. Namun, perusahaan tersebut telah mengubah taktiknya dengan acara pop-up di tokonya, dan perusahaan akan segera merilis tas lengan baru dengan pegangan bambu.

Adapun pada kuartal terakhir, Gucci diuntungkan dari tingkat pertumbuhan tiga digit di China, dibantu oleh sentimen konsumen yang positif. Lebih dari setengah pendapatan merek berasal dari wilayah Asia-Pasifik.

Penjualan di jaringan ritel di Amerika Utara, pasar terbesar keduanya, tumbuh sebesar 51 persen.

Terlepas dari kinerja tersebut, Gucci ternyata masih tertinggal dari pesaingnya. Pertumbuhan penjualan Gucci hanya sekitar setengah dari yang dilaporkan minggu lalu di unit fesyen dan barang-barang kulit LVMH.

"Hasil ini akan menghilangkan beberapa kekhawatiran mengenai perlambatan momentum di Gucci,” kata Harry Barnick, analis di Third Bridge. Dia menambahkan bahwa pemulihan penjualan di Kering secara keseluruhan masih tertinggal dari pesaing terbesarnya.

Merek Bottega Veneta dan Yves Saint Laurent dari Kering memiliki pertumbuhan penjualan yang sebanding masing-masing sebesar 25 persen dan 23 persen pada kuartal pertama, yang juga melebihi perkiraan. Bottega Veneta sebagian mengandalkan apa yang disebut influencer untuk mempromosikan produknya di media sosial.

Rata-rata pada kuartal pertama, 17 persen toko Kering tutup, dengan sekitar 50 persen tutup di Eropa. Proporsi itu meningkat bulan ini dengan penguncian di Prancis dan Italia. Kering telah mengurangi ketergantungan Gucci pada grosir dan sebaliknya memilih distribusi melalui tokonya sendiri untuk lebih mengontrol citra dan harganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper