Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dipangkas, Indef Anggap BI Rasional

Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan BI mulai lebih rasional dengan melihat data yang menunjukkan baik sentimen positif maupun negatif.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 4,1 persen hingga 5,1 persen pada 2021. Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 4,3 hingga 5,3 persen.

Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan BI mulai lebih rasional dengan melihat data yang menunjukkan baik sentimen positif maupun negatif.

Di sisi sentimen positif, Bhima melihat hal tersebut berasal dari pemulihan kinerja ekspor yang juga didorong oleh pemulihan di negara tujuan eskpor tradisional seperti China, Amerika Serikat, dan India. Menurutnya, hal tersebut bisa menimbulkan booming harga komoditas.

“Itu bisa memicu perusahaan yang berorientasi pada eskpor menikmati commodity supercycle. Jadi itu yang bisa menggerakkan perekonomian kita,” jelas Bhima kepada Bisnis, Selasa (20/4/2021).

Meski begitu, dia mengingatkan sektor ekspor hanya menyumbang 17 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sedangkan, sektor konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 58 persen, masih tumbuh dengan lambat.

“Terkait dengan konsumsi rumah tangga di dalam negeri ini yang menjadi PR. Masih menjadi tantangan karena konsumsi cenderung mengalami perlambatan,” ujaranya.

Apalagi, menurut Bhima, biasanya momentum mudik lebaran berkontribusi cukup tinggi terhadap total pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Hal tersebut akan berbeda di kuartal II/2021, karena pemerintah resmi melarang mudik selama 6 sampai dengan 17 Mei 2021.

Dengan pemerintah melarang mudik, Bhima menyebut aliran uang juga akan berputar hanya di area Jabodetabek. Hal yang sama tidak akan terjadi secara signifikan di daerah-daerah lain.

“Ini yang membuat BI melihat kendala utama di konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper