Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahwa sesuai dengan arah Presiden Joko Widodo (Jokowi) maka Rancangan Umum Energi Nasional yang lama perlu dilakukan penyesuaian.
Arifin mengatakan penyesuaian itu harus didasari pada poin-poin pada strategi energi nasional yang telah disusun agar bisa dilaksanakan secara sistemik.
"Strategi yang disusun nanti visoner dan implementasinya harus konsisten dilaksanakan dan upaya kita untuk mempercepat pemakaian energi baru terbarukan agar kita bisa mendukung target-target pengurangan temperatur 2 derajat celcius sesuai dengan perjanjian kita di dalam Paris Agreement," kata Arifin seperti dikutip dari akun Youtube Sekretariat Negara, Selasa (20/4/2021).
Selain itu, dengan terpilihnya 8 anggota Dewan Energi Nasional pada 8 Januari 2021, Presiden Jokowi meminta agar lebih bisa melihat momentum untuk mengambil kesempatan pada saat masa pandemi Covid-19 untuk bergerak ke arah ekonomi hijau seperti yang telah dilakukan sejumlah negara.
Seperti yang dipaparkan kepada Presiden, kata Arifin, perkembangan saat ini terkait dengan target-target pengurangan emisi, maka indonesia perlu mengantisiapsinya untuk bisa mendorong sumber-sumber energi baru dan terbarukan sebagai bauran energi nasional.
Arifin menuturkan, pemanfaatan energi baru dan terbarukan Indonesia baru mencapai 10,5 giga watt dan diharapkan meningkat pada 2025 sesuai dengan target 23 persen menjadi 24.000 megawatt dan pada 2035 diupayakan bisa meningkat mencapai 38.000 MW dengan pembangkit listrik tenaga surya sebagai tulang punggung yang dalam perkembangannya dari hari ke hari makin ekonomis.
"Arahan dari presiden diharapkan bahwa kita dapat melihat momentum untuk mengambil kesempatan pandemi ini untuk bisa masuk ke arah green economy di mana semua negara maju sudah menunju ke green economy dan kita juga mengurangi risiko kerusakan-kerusakan lingkungan," ungkapnya.