Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta agar rencana pembangunan pusat teknologi, industri, dan riset bernama Bukit Algoritma di Sukabumi yang diwacanakan menjadi Silicon Valley ala Indonesia dapat memperhatikan berbagai aspek sosial.
“Harus dipastikan aspek-aspek dampak sosial dan tata kelola bisa dikawal bersama,” ujar Sandiaga dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Senin (19/4/2021).
Sandiaga mengaku baru mendengar rencana pembangunan Bukit Algoritma. Seumpama terealisasi, dia meyakini Bukit Algoritma akan menjadi sentra penghasil produk-produk teknologi yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi baru.
Selain itu, Sandiaga melihat pembangunan Bukit Algoritma akan memiliki dampak bagi pertumbuhan pariwisata. Kemudian, dia menyebut di area sekitar lokasi pembangunan di Cikidang terdapat destinasi wisata geopark yang telah diakui oleh UNESCO.
Bukit Algoritma rencananya dibangun di area 888 hektare milik PT Bintang Raya Lokalestari. Kawasan ini akan dikembangkan oleh Bintang Raya Lokalestari dan PT Kiniku Nusa Kreasi yang membentuk kerja sama operasi atau KSO bernama Kiniku Bintang Raya.
Kongsi dua perusahaan telah menunjuk PT Amarta Karya (AMKA) sebagai kontraktor pembangunan. Pada tahap awal, pembangunan Bukit Algoritma membutuhkan investasi senilai Rp18 triliun. Investor dari salah satu negara di Amerika Utara disebut-sebut telah berkomitmen untuk menanamkan modalnya.
Baca Juga
Sandiaga mengapresiasi rencana investasi itu di tengah pandemi Covid-19. “Di saat yang sulit ada investor yang ingin investasi Rp18 triliun, kita harus apresiasi,” ujarnya.
Selanjutnya, Sandiaga berpesan agar pengembang Bukit Algoritma yang tengah mengajukan areanya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK memenuhi prasyarat dari Dewan KEK. “Saya lihat ada yang menyebut bahwa beberapa data yang masih harus dikonkretkan dan diserahkan kepada Dewan KEK agar proses bisa dikaji untuk masuk ke tingkatan selanjutnya,” tutur Sandiaga.