Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meyakini kinerja ekspor Maret 2021 yang mencetak rekor tertinggi sejak Agustus 2011 merupakan sinyal positif pemulihan ekonomi Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Maret 2021 mencapai US$18,35 miliar. Nilai ini naik 20,31 persen dibandingkan dengan ekspor pada Februari yang berada di angka US$15,26 persen.
Tak hanya itu, ekspor Maret 2021 juga tercatat sebagai yang tertinggi sejak Agustus 2011 senilai US$18,64 miliar.
Lutfi menyatakan secara struktur, ekspor kali ini diakuinya lebih kokoh dibandingkan Agustus 2011. Kala itu, ekspor yang tinggi lebih banyak disumbangkan oleh tren super cycle yang artinya dari barang mentah dan barang setengah jadi.
“[Saat itu] yang besar karena ekspor migas dan nonmigas. Harga minyak lebih dari US$140, sekarang US$60. [Maret 2021] ekspor migas hanya US0,91 miliar. Ini pengekspor lebih banyak industri teknologi tinggi,” jelasnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (16/4/2021).
Jika dirinci, struktur ekspor nonmigas Indonesia per Maret 2021 sudah didominasi oleh sektor industri dengan kontribusi mencapai 80,84 persen.
Pertumbuhan ekspor yang signifikan pada Maret 2021 didorong oleh naiknya permintaan di berbagai negara. Selain itu, harga komoditas ekspor Indonesia tercatat mengalami kenaikan.