Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan telah menyesuaikan desain rehabilitasi pasar tradisional untuk mencegah pandemi di masa depan.
Direktur Prasarana Strategis Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan pihaknya telah menerapkan dua strategi, yakni desain adaptif dan pengetatan protokol kesehatan di pasar tradisional. Menurutnya, kedua konsep tersebut dilakukan dengan berkoordinasi dengan kementerian lain.
"Ini kolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Perdagangan. Jadi, kalau kami saja dari sisi infrastruktur. Kami kan tidak bisa menyelesaikan semua [kegiatan dan aspek di pasar tradisional]," katanya kepada Bisnis, Rabu (14/4/2021).
Iwan berujar pihaknya telah menyesuaikan desain-desain pasar tradisional terhadap pandemi Covid-19, seperti infrastruktur kesehatan, desain sirkulasi pengunjung, dan lainnya. Iwan menilai hal tersebut penting lantaran penyebaran Covid-19 pertama kali dimulai kabarnya dari pasar segar tradisional di Wuhan, China.
Adapun, pengetatan penerapan protokol kesehatan yang dimaksud Iwan adalah pembatasan kontak antara pembeli dan penjual. Oleh karena itu, Iwan mengajak Kementerian Perdagangan untuk berkolaborasi dalam menerapkan pembayaran menggunakan teknologi cashless.
Teknologi cashless yang dimaksud Iwan adalah pembayaran menggunakan kode quick response (QR) dan dompet elektronik. Iwan mencatat teknologi tersebut kini telah digunakan di beberapa pasar tradisional, seperti Pasar enteng Pancasila di Mojokerto, Pasar Legi Songgo Langit di Ponorogo, dan Pasar Pariaman di Pariaman.
"[Saat peresmian Pasar Pariaman], di depan Wakil Presiden dan Menteri Perdagangan, pemerintah daerah sudah menunjukkan [transaksi] cashless payment dengan scan QR," ucapnya.
Iwan menyatakan keuda konsep tersebut akan dijadikan sebagai konsep dasar pembangunan pasar sehat di masa depan. Adapun, lanjutnya, Kementerian PUPR akan mempresentasikan konsep tersebut pada Kementerian Kesehatan dalam waktu dekat.
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan membangun dan merevitalisasi 119 pasar rakyat pada tahun ini. Sepanjang 2020, Kemendag telah merevitalisasi 120 pasar rakyat menggunakan dana tugas pembantuan.
Setelah direvitalisasi, pasar rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para pedagangnya. Pasar yang telah direvitalisasi juga diharapkan mampu berperan sebagai penyangga ketersediaan bapok sehingga menjadi barometer stabilisasi harga pangan di tingkat nasional.